Saturday, September 21, 2019

Hutama Karya Gunakan Vakum Bangun Tol Sumatera, untuk Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian PUPR berkolaborasi dengan Hutama Karya menerapkan penggunaan teknologi canggih Vacuum Consolidation Method (VCM) guna mempercepat pembangunan jalan tol Trans-Sumatera.

Mengutip keterangan pers perusahaan, Sabtu (21/9/2019) Pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera oleh Hutama Karya sepanjang 2.765 kilometer masih terus dipercepat penggarapannya. Hingga akhir 2019, diperkirakan 365 kilometer jalan bebas hambatan ini sudah terbangun dan beroperasi.

Teknologi VCM diterapkan guna mengurangi kadar air maupun kadar udara yang ada di tanah. Pasalnya sebagian besar wilayah yang terbentang di Sumatera didominasi oleh tanah gambut dan rawa.


Bentuk tanah seperti inilah yang akan susah jika ingin membangun jalan diatasnya tanpa menggunakan teknologi VCM. Salah satu ruas tol yang dibangun menggunakan teknologi ini adalah ruas Palembang-Indralaya.

VCM merupakan penyedot vakum ke dalam massa tanah yang terisolasi untuk mengurangi tekanan atmosfer dan tekanan air pori di dalam tanah, sehingga dapat mempercepat proses penurunan dan pemadatan lapisan tanah dalam waktu singkat.

Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin mengatakan, dalam membangun jalan tol banyak teknologi yang bisa dipilih dan diterapkan, namun teknologi VCM ini lebih cepat dan juga lebih murah. Teknologi ini bahkan pernah diterapkan di Swedia pertama kali pada tahun 1950-an. Selanjutnya teknologi VCM ini juga digunakan di Cina ketika membangun ribuan kilometer jalan tol di Negeri Tembok Raksasa tersebut.

Bahkan teknologi VCM sudah divalidasi oleh 5 profesor di bidang sipil. Teknologi ini menawarkan banyak kelebihan diantaranya dapat meminimalisir sumber daya dan penggunaan alat berat dan kemudian konsolidasi atau penurunan tanah yang dihasilkan bersifat isotropic sehingga mengurangi resiko ketidakstabilan lereng.

Kelebihan lain yang dimiliki yakni memiliki hambatan yang rendah terhadap evektivitas pekerjaan dan dapat overlap dengan pekerjaan lainnya. Ditambah lagi teknologi ini sangat ramah lingkungan, sebab perbaikan tanah bersifat otomatis tanpa menggunakan bahan-bahan kimia.

Bukan tidak mungkin jika metode ini dapat diterapkan lagi untuk kondisi yang serupa. Ditambah lagi dengan sistem VCM ini proses penurutan tanah dapat dilakukan lebih cepat yaitu sekitar 4 bulan jika dibandingkan dengan metode konvensional dengan menerapkan sistem drainase vertikal melalui Perforated Vertical Drain (PVD) yang dapat mencapai satu tahun. (hps/hps)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/34YrPj0
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment