Nah, cerita ini soal pemuda asal Bekasi, Jawa Barat yang sukses berjualan sate (satai) Taichan. Ia bisa menyalurkan keinginan terpendamnya soal kegemarannya pada tim sepak bola Manchester City.
Dahlan Iskan, menceritakan sosok Agus Yahya Sukmana, 30 tahun, yang kesehariannya sukses berbisnis sate Taichan.
"Saya ketemu anak Bekasi di Manchester. Ia bersama istri: Iymel. Mereka lagi mborong jersey Manchester City. Dua tas besar mereka penuh dengan belanjaan serba City," kata Dahlan menceritakan perjalanannya saat ke Inggris, khususnya saat menyambangi Etihad Stadium Manchester City, dikutip dari laman disway.id.
Dahlan menggambarkan sosok Agus dan Istrinya yang sudah punya kemapanan finansial dari tas-tas yang dipakai pasangan itu, merek Gucci dan Hermes.
Ia cerita, Agus Yahya baru tiga tahun jualan sate. Saat memulai umurnya 27 tahun. Meski baru berjalan tiga tahun, bisnisnya moncer, warung sate milik Agus sudah mencapai sembilan gerai.
"Saya menabung sejak tiga tahun lalu. Untuk bisa ke sini," ujar Agus. "Saya penggemar berat Manchester City," ujar Agus seperti ditirukan Dahlan.
Dahlan bercerita soal awal keberanian Agus meninggalkan zona nyaman sebagai pegawai PDAM di Bekasi.
"Waktu itu sate Taichan memang lagi rame. Saya ikut saja. Alhamdulillah berhasil," ujar Dahlan menirukan Agus.
Kisah Agus ini bermula, kata Dahlan bermula, saat Agus kali pertama makan sate Taichan di Bekasi, rasanya enak sekali. Sehingga saat itu, Agus terpikir di benaknya untuk usaha sate Taichan. Sebelum memulai Agus membentuk tim. Untuk merumuskan rasa sambel. Agar berbeda dengan umumnya sate Taichan.
"Ternyata resep tim kami disukai konsumen," kata Agus disampaikan Dahlan.
Agus membuka gerai pertama satenya justru tak di Bekasi, tapi di Bandung. setelah itu menyusul Bekasi, Bogor. Tomang, Jakarta Timur, Surabaya, dan Malang.
"Sebentar lagi buka di Jakarta lagi," kata Agus seperti ditirukan Dahlan.
Saat memulai usaha sate Taichan, tiga tahun lalu Agus sudah berstatus pegawai PDAM, mengikuti jejak sang ayah. Saat usaha Taichan maju, akhirnya Agus memutuskan berhenti sebagai pegawai PDAM. Alasannya agar fokus di bisnis sate.
"Ia tidak menyesali keputusannya itu. Kalau jadi pegawai terus mana mungkin bisa ke Manchester," kata Dahlan.
Dahlan sempat menceritakan latar kedua pasangan itu. Agus Yahya dan istri yang asli Bekasi pernah pacaran ketika masih di SMA. Lalu putus. Namun, akhirnya bertemu kembali sampai ke pelaminan. Usai menyelesaikan pendidikan SMA Agus kuliah di Assyafiiyah pada Jurusan kesehatan.
Selain bisnis sate, sang istri juga berdagang baju Muslim secara online. Yang promosinya lewat instagramnya.
"Agus pun bisa jadi bukti. Bahwa karyawan bin karyawan ternyata mampu berbisnis," kata Dahlan.
Mau mengulang jejak kesuksesan Agus, wahai para karyawan? (hoi/hoi)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/3519S3d
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment