Tuesday, September 24, 2019

Gelar Tender Offer, Saham Renuka Coalindo Meroket 17%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten tambang batu bara di Jambi yang akan berbisnis tambang emas, PT Renuka Coalindo Tbk. (SQMI), melesat 17,14% saat ditutup pada perdagangan Selasa sore (24/9/201) di level Rp 246/saham dan memimpin deretan top gainers hari ini.

Data perdagangan BEI menunjukkan, saham SQMI diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp 8,18 miliar dengan volume perdagangan 33,54 juta saham. Dalam sebulan terakhir saham SQMI menguat 21%, tapi secara tahun berjalan atau year to date minus 1,58%.

Investor asing mencatatkan net sell atau jual bersih Rp 23,70 juta, dan secara year to date investor asing kabur Rp 1,20 miliar dari saham SQMI.


Kenaikan harga saham SQMI ini terjadi di tengah agenda tender offer atau penawaran tender saham publik yang diwajibkan oleh otoritas setelah perusahaan tambang ini dicaplok investor baru.

Induk usaha baru dari SQMI, yakni Wilton Resources Holding Pte. Ltd., akan melakukan tender offer wajib atas 1,5% saham SQMI yang beredar di publik.

Menurut Peraturan Bursa No. I-A tentang pencatatan saham dan efek ekuitas lainnya yang diterbitkan perusahaan tercatat, ketentuan
free float (minimal saham publik) diatur dalam Ketentuan V.1, yakni jumlah saham yang dimiliki pemegang saham non-pengendali dan bukan pemegang saham utama paling kurang 50 juta saham dan minimal 7,5% dari jumlah saham dalam modal disetor.


Tender offer SQMI ini akan dilaksanakan di harga Rp 250/saham, sama dengan nilai akuisisi yang dilakukan perusahaan. Harga penutupan saham SQMI hari ini mendekati harga tender offer ini.

Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pelaksanaan tender offer ini akan mulai dilakukan pada 24 September 2019 hingga 23 Oktober 2019. Perusahaan efek yang ditunjuk sebagai pelaksana adalah PT Valbury Sekuritas Indonesia.

Tanggal pembayaran akan jatuh pada 4 November 2019 dan para pemegang saham yang melaksanakan tender ini nantinya akan dikenakan biaya sebesar 0,35% dari nilai transaksi.

Perlu diketahui, Wilton telah menjadi pemegang saham pengendali Renuka, setelah perusahaan ini menyerap seluruh saham yang diterbitkan dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) I dengan total nilai transaksi senilai Rp 3,76 triliun. Jumlah saham yang diserap mencapai 15,06 miliar atau setara dengan kepemilikan 96,95%.


Setelah transaksi ini dilakukan Renuka praktis langsung akan berganti bisnis dari batu bara menjadi pertambangan emas. Wilton Resources Holding (WRH) adalah perusahaan terbatas yang didirikan pada 21 Oktober 2011 di Singapura.

Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk memperluas kegiatan usaha WRH di Indonesia. Bisnis WRH beragam, tapi saat ini mereka fokus pada industri pertambangan emas di regional Asia.

Adapun pemegang saham utama WRH ialah Wijaya Lawrence 23,91% yang merupakan pendiri dari perusahaan ini. Sisa saham WRH dipegang oleh Ngiam Mia Je Patrick 14,94%, Seah Cheong Leng dan Ng Suk Kian 8,43%, Winstet Chong Thim Phem 8,06%, dan Law Hui Kun 7,77%.

Renuka tender offer saham SQMI

[Gambas:Video CNBC]

(tas/hps)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/2kQNK9G
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment