Wednesday, September 25, 2019

Wall Street Dibuka di Jalur Hijau, Tapi Cenderung Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (25/9/2019) dengan muncul energi tekanan, menyusul rencana Ketua DPR AS Nancy Pelosi untuk mengajukan penyidikan atas Presiden AS Donald Trump untuk pemakzulan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 0,4% (105 poin) pada pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), tapi lajunya melemah dan 35,5 poin (0,1%) 40 menit kemudian ke 26.843,26. Sebaliknya, indeks S&P 500 sudah terkoreksi 2,9 poin (0,09%) ke 2.963,7 sedangkan indeks Nasdaq melemah 0,3% (22,8 poin) ke 7.970,19.

Saham Nike melompat 5,4% menyusul kinerja kuartalan yang melampaui ekspektasi. Mark Parker, CEO Nike mengatakan kuatnya bisnis e-commerce dan penjualan produk barunya menjadi pendongkrak kinerja produsen sepatu tersebut.

"Presiden harus dimintai pertanggung-jawaban. Tidak ada yang tak tersentuh hukum. Dia nantinya berada dalam pilihan melanggar hukum atau menghargai tanggung-jawabnya pada konstitusi," tutur Pelosi.

Seruan pemakzulan Pelosi muncul menyusul dugaan Trump menekan Presiden Ukrainia Volodymyr Zelensky untuk menyidik keluarga mantan Wakil Presiden Joe Biden. Trump telah mengakui menyinggung Biden dalam teleponnya, tetapi menolak tuduhan menekan Zelensky.

Merespon itu, Trump menyatakan dalam akun twitternya: "Mereka bahkan tidak pernah melihat transkrip telepon itu. Benar-benar seperti memburu penyihir!"

Ilya Feygin, Perencana Investasi Senior WallachBeth Capital, menilai pasar akan berbalik menguat hari ini-setelah koreksi kemarin, karena pemakzulan itu kecil kemungkinannya lolos di Senat yang dikuasai Partai Republik.

Bursa saham AS tercatat menguat sejak Trump terpilih menjadi presiden dengan mengambil kebijakan pemangkasan pajak dan mengurangi peraturan birokrasi. Indeks Dow Jones tercatat melesat lebih dari 46% terhitung sejak kemenangan Trump di pemilihan presiden.

Analis Kebijakan Washington Chris Krueger menyebutkan bahwa skenario dasar yang diantisipasi adalah "DPR AS memakzulkan Trump, meski Senat tidak menjatuhkan sanksi, selayaknya Bill Clinton 2.0."

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2lHqdIr
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment