Wednesday, September 25, 2019

Rencana Mega Merger Induk Usaha HM Sampoerna Batal

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana merger perusahaan induk PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), Philip Morris International Inc dengan Altria Group Inc, dikabarkan kandas setelah Altria menyatakan mundur mengenai pembicaraan merger tersebut. Digadang-gadang, merger kedua perusahaan ini akan menghasilkan nilai kapitalisasi pasar senilai US$ 187 miliar, setara Rp 2.618 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000.

Altria Group yang juga pemegang sham Juul Labs sebesar 35%, mundur dari rencana merger dengan Philip Morris salah satunya karena adanya pengawasan ketat di pasar yang mengatur penggunaan rokok elektronik bagi kalangan remaja di pasar AS. Terlebih lagi, AS menerapkan larangan bagi sejumlah produk milik Atria.


"Philip Morris International Inc dan Altria mengumumkan akhir pembicaraan merger mereka," melansir pemberitaan Reuters, Rabu (25/9/2019).

Altria, dalam situsnya, mengklaim sebagai perusahaan rokok terbesar di dunia. Situs resmi Altria juga mengungkapkan perusahaan ini adalah induk dari Philip Morris USA, U.S. Smokeless Tobacco Company, John Middleton, Nat Sherman, Ste. Michelle Wine Estates, dan Philip Morris Capital Corporation. Bila merger digabung antara keduanya mengalahkan nilai kapitalisasi pasar British American Tobacco Plc.

"Tidak ada jaminan bahwa perjanjian atau transaksi apa pun akan dihasilkan dari pembicaraan [dengan Altria] ini. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa jika kesepakatan tercapai, bahwa transaksi akan [segera] selesai," tulis manajemen Philip Morris dalam keterangan yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (28/8/2019).

Situs resmi Philip Morris mencatat saat ini grup tersebut membawahi 77.000 karyawan di seluruh dunia, dengan 180 lebih brand produk mereka terjual dan 150 juta konsumen di seluruh dunia. Grup ini juga memiliki enam merek top dunia termasuk Marlboro. Adapun brand lain yakni L&M dan Chesterfield.

Menurut Investopedia, merger of equals adalah penggabungan yang setara. Ini terjadi ketika dua perusahaan dengan ukuran yang sama merger untuk membentuk satu perusahaan baru.

Dalam merger yang sederajat ini, pemegang saham dari kedua perusahaan akan menyerahkan saham mereka dan menerima efek baru yang diterbitkan oleh perusahaan baru tersebut.

"Setiap transaksi akan tunduk pada persetujuan dewan dan pemegang saham kedua perusahaan, dan regulator, serta ketentuan lainnya. Philip Morris International tidak berkomentar lebih lanjut mengenai pembicaraan ini sampai saat yang tepat," tegas keterangan perusahaan.

Pagi ini di bursa saham domestik, harga saham HM Sampoerna sedang terangkat 1,75% ke level Rp 2.330/unit. (hps/hps)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2mMtI0v
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment