Sementara sepanjang tahun (year to date/ytd) saham perusahaan produsen batu bara ini terkoreksi 16,48%. Asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 511,38 miliar dari awal tahun.
Dari sisi kinerja, hingga akhir Juni 2019 perusahaan mengalami penurunan laba bersih sebesar 34,24% secara year on year (YoY). Laba bersih perusahaan turun menjadi US$ 178,71 juta (Rp 2,50 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$) dari US$ 271,78 juta (Rp 3,80 triliun).
Padahal pendapatan perusahaan mengalami kenaikan 2,57% dari US$ 837,09 juta (Rp 11,71 triliun) di akhir semester I-2018 menjadi US$ 858,57 juta (Rp 12,02 triliun) di akhir periode yang sama tahun berikutnya.
Penurunan laba ini disebabkan karena perusahaan mengalami beban pokok pendapatan yang naik 34,64% dari US$ 379,25 juta menjadi US$ 510,62 juta secara yoy.
Beban penjualan juga naik 58,78% dari US$ 57,78 juta pada semester I-2018 menjadi US$ 91,75 juta per akhir Juni 2019.
Adapun hari ini perusahaan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang bertempat di World Trade Center I. Terdapat tiga agenda yang dibahas dalam acara tersebut antara lain perubahan anggaran dasar pasal 3 maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perusahaan serta perubahan direksi dan komisaris perusahaan.
Hasil RUPSLB tersebut antara lain mengesahkan pengunduran diri dari direksi perusahaan yakni Soemarno Witoro Soelarno, Engki Wibowo dan Insu Lee. Rapat ini juga mengesahkan mundurnya komisaris perusahaan yakni Chin Wai Fong.
Dalam rapat ini perusahaan juga mengangkat nama baru untuk duduk di kursi direksi perusahaan yakni Hyun Kook Kim.
CNBC Indonesia juga hadir dalam RUPSLB tersebut, namun saya direksi perusahaan belum bisa dimintai keterangan. (hps/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2l4G3gb
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment