Monday, September 23, 2019

Khawatir AS-China Tak Bisa Sepakat, Bursa Asia Terkoreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan pertama di pekan ini di zona merah: indeks Shanghai melemah 0,98%, indeks Hang Seng turun 0,81%, dan indeks Straits Times jatuh 0,52%.

Kekhawatiran bahwa AS-China tak akan bisa meneken kesepakatan dagang dalam waktu dekat menjadi faktor utama yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning.

Pada pekan kemarin tepatnya di hari Kamis (19/9/2019) dan Jumat (20/9/2019), delegasi setingkat wakil menteri dari pihak AS dan China menggelar perundingan di Washington guna merumuskan dasar untuk negosiasi tingkat tinggi yang rencananya akan digelar pada bulan depan.

Dalam negosiasi setingkat wakil menteri yang berlangsung selama dua hari tersebut, delegasi China dipimpin oleh Liao Min selaku Deputi Direktur dari Office of the Central Commission for Financial and Economic Affairs dan juga Wakil Menteri Keuangan China. Sementara itu, AS mengutus Jeffrey Gerrish selaku Deputi Kantor Perwakilan Dagang AS. 

Rencananya pasca menggelar negosiasi dagang, delegasi China akan mengunjungi ladang pertanian di Montana dan Nebraska. Namun, rencana kunjungan tersebut dibatalkan dan delegasi China kembali ke negaranya lebih cepat dari yang dijadwalkan.

Sebelumnya pada hari Kamis, Menteri Perdagangan AS Sonny Perdue mengatakan bahwa kunjungan delegasi China ke ladang pertanian di AS dimaksudkan agar pihak China bisa membangun hubungan yang baik dengan para petani di AS.

Sejatinya, pihak China sudah mencoba meredam kekhawatiran yang beredar dengan melakukan klarifikasi atas apa yang terjadi menjelang akhir pekan. Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perbincangan pada pekan lalu di AS berlangsung secara konstruktif, dilansir dari Bloomberg.

Lebih lanjut, berdasarkan pemberitaan dari China Business News, Wakil Menteri Pertanian China Han Jun mengungkapkan bahwa dibatalkannya kunjungan delegasi China ke ladang pertanian AS merupakan hal yang tak ada hubungannya dengan perkembangan negosiasi dagang.

Namun tetap saja, pelaku pasar mulai mempertanyakan hubungan antar kedua negara di bidang perdagangan. Ada kekhawatiran bahwa dipersingkatnya kunjungan delegasi China ke AS merupakan pertanda bahwa kedua negara akan sulit untuk meneken kesepakatan dagang dalam waktu dekat.

Jika ini yang terjadi, perekonomian AS dan China bisa mengalami yang namanya hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Kala AS dan China selaku dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia mengalami hard landing, pastilah perekonomian negara-negara lain akan mendapatkan tekanan yang signifikan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/ank)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/353dtOl
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment