Saturday, September 28, 2019

Jelang Ulang Tahun China, Demonstran Hong Kong Ganas Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi Hong Kong melepaskan gas air mata dan menyemburkan water cannon untuk membubarkan demonstran anti-pemerintah yang melemparkan batu, menghancurkan jendela dan memblokir jalan utama dekat markas besar Tentara Pembebasan China atau China's People's Liberation Army (PLA), Sabtu (28/9/2019).

Menghindari semburan air, para pengunjuk rasa yang berpakaian serba hitam dan mengenakan topeng tersebut bersembunyi di bawah payung yang mereka bawa. Sebagian lainnya melarikan diri menghindari bentrokan dengan polisi.

Foto: Para demonstran Pro-China memegang bendera nasional Tiongkok di pusat perbelanjaan Amoy Plaza di Teluk Kowloon, Hong Kong (14/9/2019). (REUTERS / Jorge Silva)

"Sebagian besar pengunjuk rasa menduduki Jalan Harcourt. Mereka juga melemparkan batu bata ke arah polisi. Tindakan mereka menimbulkan ancaman serius bagi keselamatan semua orang di sekitar lokasi," kata Polisi setempat dikutip dari Reuters, Sabtu (28/9/2019)

Demonstrasi kian marak dilancarkan jelang perayaan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China (RRC) pada 1 Oktober mendatang. Dalam beberapa bulan terakhir, para pengunjuk rasa juga menghancurkan simbol-simbol otoritas negara China, termasuk bendera.

Kemunculan unjuk rasa di Hong Kong dipicu akibat RUU Ekstradisi. Undang-undang ini berisi aturan yang memungkinkan para kriminal Hong Kong, dibawa ke China untuk dieksekusi berdasarkan hukum China.

Foto: Demo Hong Kong (REUTERS/Aly Song)

Aktivis pro demokrasi khawatir ini akan menjadi cara China untuk mengebiri kebebasan di Hong Kong. Meski sudah dibatalkan, gejolak demo terus terjadi sampai sekarang. Di tiap akhir pekan, demo Hong Kong selalu berakhir dengan bentrok antara pengunjuk rasa dan petugas.
Pemerintah Hong Kong pun terus berupaya meyakinkan investor bahwa kota tersebut baik-baik saja, meski demonstrasi terus terjadi.

Setidaknya, pemerintah sudah mengeluarkan dana hingga HK$ 7,4 juta atau setara Rp 13 miliar untuk kampanye periklanan global untuk membendung persepsi negatif pasar terutama internasional.

'Tsunami' aksi demonstrasi yang terus terjadi juga membuat Hong Kong terancam kehilangan statusnya sebagai pusat keuangan global. Aksi unjuk rasa atau demo yang semakin anarkis membuat situasi kota di bawah administrasi khusus China itu tidak kondusif untuk iklim investasi.

"Saya pikir jika Hong Kong tidak membaik, Anda [Hong Kong] seharusnya tidak memiliki hak untuk menjadi pusat keuangan," kata CEO Citic Capital Zhang Yichen, sebagaimana dilansir di CNBC International, Senin (23/9/2019).

Investor dinilai akan dengan mudah memindahkan uang ke kota lain yang lebih aman, yang memang selama ini menjadi pesaing Hong Kong. Misalnya ke Shanghai, Tokyo dan Singapura.

Simak kisah 4 bulan demonstrasi di Hong Kong

[Gambas:Video CNBC]

(tas)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2lPwYIi
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment