Monday, September 23, 2019

Gawat! Krisis Babi di China Makin Parah, 80% Kebutuhan Impor

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor daging babi China melonjak 76% pada Agustus. Ini terjadi karena negara ini berupaya menutupi kekurangan pasokan daging babi domestik karena dilanda demam babi Afrika.

Wabah demam babi telah mengurangi antara 40%-60% populasi babi di pasar daging babi terbesar di dunia itu. Menurut data dari Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan, China secara resmi telah kehilangan 38,7% dari kawanan babi hidup pada akhir Agustus.

Bahkan, penelitian independen menunjukkan bahwa dampaknya bisa lebih besar, yaitu sebanyak 60%. Jumlah induk babi juga menyusut 37,4%, menurut data resmi.


Menurut data yang dirilis oleh Administrasi Umum Kepabeanan pada hari Senin (23/9/19), impor daging babi China melonjak menjadi 162.935 ton pada Agustus, naik secara signifikan dari bulan yang sama tahun lalu. Dalam hal nilai, impor daging babi China melonjak 150% bulan lalu, menunjukkan bahwa China lebih banyak membeli daging babi di luar negeri.

Namun, meskipun ada kenaikan tajam, impor Agustus masih hanya setara dengan konsumsi daging babi sehari di negara ini.

Kelangkaan daging babi juga semakin membuat pusing warga China. Sebab, pada pada 1 Oktober nanti akan ada peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakyat China, South China Morning Post (SCMP) melaporkan. Pada perayaan ini biasanya konsumsi daging babi melonjak takam.

Diketahui, hal ini lah yang telah membuat China menghapuskan daging babi AS dari daftar barang yang akan dikenakan tarif tambahan. Hal ini berhasil membuat perang dagang antara kedua negara mereda dan membuka jalan bagi dimulainya kembali perundingan dagang.

Menurut data dari Departemen Pertanian AS (USDA), Negeri Paman Sam mengirim 5.900 ton daging babi ke China dalam sepekan yang berakhir pada 12 September. Jumlah ini naik dari 5.100 ton pada minggu sebelumnya. Namun, pesanan dari pelanggan China untuk tahun depan masih tetap tidak berubah di 8.400 ton.

Secara total, China mengimpor 85.700 ton daging babi dari AS tahun lalu. Namun menurut data pemerintah, jumlah yang besar ini hanya menyumbang 0,16% dari seluruh impor daging babi negara itu.

USDA juga memperkirakan bahwa peningkatan impor mungkin tidak cukup untuk mendinginkan inflasi, mengingat dalam 10 bulan pertama tahun 2019, total ekspor daging babi global diperkirakan menjadi 8,8 juta ton. Sementara tahun lalu, China yang adalah rumah bagi setengah dari populasi babi dunia, menghasilkan total 54 juta ton daging babi.

Oleh karenanya, kepala ekonom untuk Pusat Perdagangan Ekonomi Internasional China Chen Wenling, mengatakan bahwa China "pasti akan meningkatkan impor daging babi" dari AS dan negara-negara lain.

Tingginya kelangkaan daging babi, di mana kekurangan pasokan mencapai lebih dari 10 juta ton, juga telah membuat harga daging babi meroket. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, harga daging babi minggu lalu naik 80,9%, menurut data pemerintah China.

Selain daging babi, China juga meningkatkan impor daging sapi dan ayam untuk memenuhi permintaan. Impor daging sapi pada bulan Agustus naik 32,4% dari tahun lalu menjadi 130.619 ton, sementara ayam beku meningkat 51% menjadi 67.074 ton. (hps/hps)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2mJ7LiY
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment