Hal ini disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, di Bursa Efek Indonesia. Nilai investasi itu, adalah asumsi yang diproyeksikan Menteri Basuki yang mengacu pada investasi jalan tol sebesar Rp 105 miliar per kilometer. Sedangkan, untuk tol yang dibangun melayang (elevated) nilai investasi lebih tinggi yakni sekitar Rp 300 miliar per kilometer.
"Kalau setiap 1 kilometer Rp 105 miliar berarti untuk jalan tol ke depan Rp 250 triliun sampai Rp 375 triliun," kata Menteri Basuki di BEI, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Mengingat terbatasnya pembiayaan yang bersumber dari APBN, Basuki pun mendorong pihak swasta untuk berperan. Ia juga memberikan tantangan bagi Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) agar semakin banyak anggotanya menghimpun pendanaan untuk membiayai proyek infrastruktur.
"Melalui forum ini saya ingin memberikan tantangan asosiasi emiten agar pasar modal bisa berkontribusi dalam pembangunan jalan tol 5 tahun ke depan. Perusahaan sekuritas juga produknya bisa berkontribusi dari kebutuhan modal investor," kata Menteri Basuki menambahkan.
Catatan CNBC Indonesia, sampai tahun 2018, jalan tol yang telah terbangun pada masa pemerintahan Joko Widodo sepanjang 782 Km. Pembangunan terus berlanjut, dan pemerintah menargetkan pembangunan jalan tol baru hingga akhir tahun ini mencapai 1.500 kilometer.
Dalam lima tahun ke depan, Pemerintah akan menuntaskan ruas Tol Trans Sumatera yang memilki panjang ruas 2.900 kilometer dengan penugasan PT Hutama Karya sepanjang 2.700 kilometer yang akan menghubungkan Aceh hingga Bakauheni. Selain itu, ruas di Tol Trans Jawa akan tersambung hingga Banyuwangi, Jawa Timur dan pekerjaan ruas tol di wilayah Jabodetabek yang diperkirakan mencapai 300 kilometer.
"Komitmen konektivitas Pak Jokowi 5 tahun ke depan dari Aceh sampai Bakauheni harus tersambung," ungkapnya. (hps/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2nMVQ4c
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment