Sebagai mana dilansir dari Detik.com, salah satu orator, Sugi Nur Raharja, berbicara soal kepemimpinan Jokowi. "Pak Jokowi, pasti Pak Jokowi nonton ini, pasti motoi (memfoto). Pak Jokowi, Pak Luhut, siapa pun nonton ini. Aku tahu, pasti suaraku nggak didengerin, tapi nggak masalah. Pilihannya hanya dua. Mundur sekarang atau nanti," ungkap pria yang kerap dipanggil Gus Nur itu.
Ia pun menjabarkan kenapa tuntutan itu mereka suarakan.
"Pak Jokowi, mundur sekarang hina, mundur nanti tambah hina. Kalau Anda lanjutkan ini, wallahi tambah terhina, negara ini tambah hina. Kalau mundur sekarang, saya yakin rakyat, umat, Indonesia ini, walau sesakit-sakitnya hati ini akan tetap akan memaafkan," tuturnya.
"Tapi aku bingung. Jujur. Kalau mundur, siapa penggantinya. Aku sudah nggak percaya sama siapa pun. Bingung aku. Aku sing (yang) maju ya? Nek (Kalau) aku sing maju, karo (dibanding) Pak Jokowi, aku nggak kalahlah," lanjut Gus Nur.
Soal pelengseran presiden juga terlihat dalam spanduk yang dibawa oleh massa Aksi Mujahid 212. Ada spanduk besar yang bertuliskan 'Amanat TAP MPR RI No.6 Tahun 2000 Presiden Tidak Dipercaya Rakyat Wajib Mundur'.
Foto spanduk itu kemudian viral dan disoroti netizen lantaran tuntutannya tidak sesuai dengan landasan hukum yang dipakai. Ini lantaran Tap MPR Nomor VI/MPR/2000 isinya adalah soal pemisahan TNI dan Polri, bukan soal presiden mundur.
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2nCj7Wg
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment