Jakarta, CNBC Indonesia - Ingin mencoba tinggal di Antartika secara cuma-cuma? Saat ini perusahaan penyewaan akomodasi di seluruh dunia, Airbnb sedang mencari lima orang relawan yang dibayar untuk memulai perjalanan selama sebulan penuh di benua yang terisolasi tersebut.
Dalam program yang diberi nama 'Antarctic Sabbatical' ini, Airbnb bekerjasama dengan kelompok advokasi nirlaba Ocean Conservancy.
Di sana, kelima relawan bersama dengan ilmuwan Antartika Kirstie Jones-Williams dijadwalkan akan pergi pada Desember mendatang guna mempelajari dan meneliti dampak lingkungan yang dialami manusia di benua tersebut.
Antarktika adalah benua yang meliputi Kutub Selatan Bumi, hampir seluruhnya berada di lingkar Antarktika dan dikelilingi oleh Samudra Pasifik, Samudra Atlantik dan Samudra Hindia.
Foto: Airbnb (REUTERS/Charles Platiau)
|
Dalam siaran pers, Airbnb menggambarkan perjalanan itu sebagai "kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi lima orang yang bersemangat untuk melakukan perjalanan ke benua paling terpencil di Bumi".
"Ekspedisi ini akan menjadi kerja keras, dengan ketelitian ilmiah diperlukan selama kondisi musim dingin yang tak kenal ampun. Kami mencari individu yang bersemangat, dengan rasa kewarganegaraan global, yang bersemangat untuk menjadi bagian dari tim dan untuk pulang ke rumah dan berbagi temuan kami dengan dunia," kata Jones-Williams dalam rilis, dikutip dari CNBC Internasional.
Kelima orang yang dipilih untuk menjadi "warga negara biasa yang menjadi sukarelawan ilmuwan" itu akan mengumpulkan sampel salju dan mempelajari sejauh mana mikroplastik telah mencapai Antartika.
Tidak ada kualifikasi formal yang diperlukan untuk dipertimbangkan untuk posisi tersebut. Sebaliknya, Airbnb mencari orang-orang yang memiliki semangat petualangan, semangat untuk lingkungan dan kemauan untuk melamar program ini.
Namun, para kandidat harus berusia di atas 18 tahun dan berdomisili di salah satu negara atau wilayah berikut ini: Argentina, Austria, Australia, Belgia, Brasil, Kanada, Chili, China, dan Denmark.
Negara lain yakni Dubai, Prancis, Jerman, Hong Kong, Irlandia, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Belanda, Selandia Baru, dan Norwegia. Berikutnya yakni Portugal, Rusia, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, Taiwan, Thailand, Inggris, dan Amerika Serikat.
Indonesia?
Negara Indonesia memang tidak termasuk, namun masih dipersilakan untuk mendaftar. Sebab dalam kolom wilayah tempat tinggal, tersedia negara-negara di luar daftar tersebut, termasuk Indonesia.
Selain itu, pelamar yang akan melakukan perjalanan selama satu bulan antara November dan Desember 2019 harus dapat berbicara dalam bahasa Inggris.
Sebelum perjalanan ke Antartika, peserta akan mengikuti pelatihan di Punta Arenas, Chili, untuk menyelesaikan kursus tentang glasiologi (ilmu tentang sifat-sifat fisika dan kimia dari es dan salju) dan pengambilan sampel lapangan, serta praktikum dan praktik peralatan.
Nantinya mereka akan kembali ke Chili setelah menyelesaikan penelitian lapangan untuk menganalisis temuan.
Selama perjalanan, relawan akan diberikan waktu untuk mengunjungi Kutub Selatan dan situs Antartika lainnya.
Umumnya, perjalanan pribadi ke Antartika dibanderol cukup mahal. Jika mengikuti tur 10 hari, harganya sekitar US$ 5.000 atau lebih dari Rp 70 juta (asumsi kurs Rp 14.100/US$). Sedangkan jika ingin liburan mewah, harga perjalanan lebih dari US$ 50.000 (lebih dari Rp 709 juta).
'Antarctic Sabbatical' adalah bagian dari skema yang lebih luas yang diluncurkan oleh Airbnb, yang menurut perusahaan dimaksudkan untuk mendorong orang-orang mengambil cuti karir untuk menyelesaikan proyek-proyek komunitas.
Sebelumnya, Airbnb mengeluarkan program 'Italian Sabbatical' yang mengirim lima orang untuk memulihkan desa Grottole di Italia. Lebih dari 280.000 orang dari seluruh dunia mendaftar untuk ikut serta dalam perjalanan tiga bulan, yang berakhir pada bulan Agustus 2019.
(tas)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2lTSpbm
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment