Monday, September 30, 2019

Wacana Delisting Emiten China Kabur, Wall Street Dibuka Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka sedikit menguat pada perdagangan Senin (20/9/2019), setelah investor memonitor perkembangan terbaru terkait perdagangan AS dan China yang agak mendingin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 66 poin (0,25%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan kian tumbuh menjadi 97,5 poin (0,36%) 30 menit kemudian ke 26.917,7. Indeks Nasdaq tumbuh 0,43% (35,64 poin) ke 7.972,42 sementara indeks S&P 500 naik 11,59 poin (0,39%) ke 2.973,58.

Indeks saham teknologi AS menjadi pendorong kenaikan indeks S&P 500 dengan bertambah 0,4%, diikuti indeks saham finansial yang naik 0,3%.

Wall Street menutup perdagangan akhir pekan lalu dengan melemah pada Jumat, setelah Gedung Putih menyatakan menimbang pembatasan investasi AS di China, termasuk peluang menghapus saham (forced-delisting) perusahaan China dari bursa AS terkait perang dagang kedua negara.

Media resmi pemerintah China menilai potensi restriksi baru itu sebagai "upaya terbaru yang menggembosi" dan mengingatkan "aksi balasan signifikan dari China ke AS dan juga perusahaan mereka di masa mendatang."

Namun, pada akhir pekan, juru bicara Kementerian Keuangang AS menyatakan bahwa pihaknya "tidak berencana memblok perusahaan China dari mencatatkan sahamya di bursa saham AS saat ini." Pernyataan inilah yang mengangkat bursa, bersamaan dengan rilis data ekonomi China  yang di atas ekspektasi.

Delegasi AS danChina dijadwalkan bertemu pada 10 Oktober, setelah kedua belah pihak berupaya meneken kesepakatan. Masing-masing telah menerapkan tarif untuk produk senilai miliaran dolar AS, menekan ekspektasi pertumbuhan ekonomi dunia dan laba korporasi.

Ketiga indeks utama bursa AS itu bergerak dengan tren mixed selama September. Indeks Nasdaq mengarah turun, sedangkan indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing menguat lebih dari 1%.

"Fundamental ekonomi AS masih kuat tetapi kegalauan investor membuat bursa saham berfluktuasi dengan naik-turun mengikuti pemberitaan media massa," ujar Kepala Perencana Investasi AS BCA Research Doug Peta, sebagaimana dikutip CNBC International.

Perang dagang AS-China, lanjutnya, masih menjadi risiko terbesar yang membayangi perekonomian global dan menjadi sumber ketakutan pada investor. Namun jika kebijakan perdagangan yang kolot menyeret ekonomi ke arah resesi, sepertinya pemerintah akan menurunkan agresivitasnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2oymoq8
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment