Monday, September 30, 2019

Perhatian! Kupon ORI-016 Ditetapkan 6,8%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kupon obligasi negara ritel Indonesia (ORI) seri 016 ditetapkan 6,8%, atau 95 basis poin (bps) di atas kupon terendah ORI yang pernah diterbitkan sejak pertama kali instrumen ini terbit pada 2006.

Besaran tersebut diumumkan Kementerian Keuangan sore ini (30/9/19) kepada agen penjual yang saat ini berjumlah 17 perusahaan.

"Menindaklanjuti penetapan tingkat kupon Obligasi Negara Ritel seri ORI016 oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan, kami informasikan kepada Bapak/Ibu bahwa kupon ORI016 sebesar 6,80% per tahun dan berlaku tetap sampai dengan jatuh tempo," tulis pemberitahuan tersebut.

Sejak pertama kali diterbitkan, ORI pernah terbit dalam kisaran 12,05% dan 5,85%. Meskipun masih di bawah rerata kupon 16 seri tersebut yaitu 8,5%, tetapi besaran tersebut masih 95 bps di atas kupon terendah. Besaran 1% setara 100 bps.

Umumnya dalam penerbitan-penerbitan terdahulu, ORI dijual dengan minimal pembelian Rp 1 juta dan kelipatannya hingga maksimal Rp 3 miliar. Saat ini, penjualan ORI difasilitasi oleh 15 bank dan 2 sekuritas.

Penjualan ORI paling laku adalah pada ORI-012 pada 2015 yang jatuh tempo tahun lalu yaitu senilai Rp 27,43 triliun dan yang paling rendah pada penjualan ORI-005 pada 2008 senilai Rp 2,71 triliun dengan rerata penerbitan Rp 13,07 triliun.

ORI adalah salah satu jenis obligasi pemerintah ritel. Obligasi pemerintah sendiri adalah salah satu instrumen yang bisa dibeli dengan dana terjangkau dan dengan risiko yang rendah karena dijamin pemerintah.

Selain ORI, beberapa di antara obligasi ritel yang sudah terbit tahun ini adalah Obligasi Tabungan Ritel (Saving Bond Retail/SBR) seri 005, 006, 007; lalu Sukuk Ritel (Sukri/SR) seri 011, dan terakhir adalah Sukuk Negara Tabungan (ST) seri 003, 004, dan 005. ORI dan ketiga obligasi ritel tersebut memiliki beberapa persamaan.

Persamaan itu adalah dari sisi risiko yang ditanggung negara karena sifatnya sebagai obligasi pemerintah, di mana gagal bayar pemerintah yang hampir tidak mungkin (zero risk). Persamaan lain adalah penggunaan hasil penjualannya akan digunakan untuk menjadi salah satu pendanaan APBN negara, sehingga bisa berkontribusi dalam pembangunan nasional.

Selain itu, persamaan lain adalah jendela waktu terbatas yang biasanya kurang dari 1 bulan. Selain itu, obligasi ritel dapat dibeli melalui agen penjual atau mitra distribusi yang berupa bank, perusahaan efek (sekuritas), dan kupon bunga (kupon bagi hasil, untuk efek utang syariah) akan dibagikan tiap bulan ke rekening investor setelah pajak 15%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/irv)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2oBzD9H
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment