Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) dibuka terkoreksi pada perdagangan Rabu (18/9/2019) menyusul mengecilnya peluang pemangkasan suku bunga acuan Negara Adidaya tersebut.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) kehilangan 45 poin (0,2%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan memburuk menjadi 71,11 poin (0,26%) 30 menit kemudian ke 27.039,69. Indeks S&P 500 juga melemah 0,28% (8,42 poin) ke 2.997,3 sedangkan indeks Nasdaq ambruk 0,27% (21,69 poin) ke 8.164,93.
The Fed diekspektasikan memangkas bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Ini akan menjadi pemangkasan kedua dalam 1 dekade terakhir, setelah pada Juli Fed Funds Rate dipatok di level 2%-2,25% pada Juli.
Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan menggelar konferensi pers pada hari ini pukul 14:30 waktu setempat (2:30 WIB).
"Salah satu perhatian the Fed adalah tingkat inflasi yang masih rendah. Namun angka median indeks harga konsumen (IHK) terbaru menunjukkan bahwa inflasi diprediksi menguat," tutur perencana investasi Baird Willie Delwiche, sebagaimana dikutip CNBC International.
Jika benar inflasi bertumbuh, lanjutnya, maka pelaku pasar kian yakin bahwa iklim ekonomi menjauh dari krisis. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tertekan jelang pengumuman The Fed menjadi 1,77% (tenor 10 tahun) dan 1,7% (tenor 2 tahun).
The Fed menggelar rapatnya selang beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump menilai bank sentral tersebut "berkepala batu" dan meminta suku bunga acuan dipatok di nol persen atau negatif.
Sentimen pelaku pasar juga terjaga setelah Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang dengan China bisa segera diteken. Kedua pihak dijadwalkan bertemu bulan depan, guna menghentikan perang dagang yang telah menekan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Tak hanya itu saja, kinerja korporasi juga tertekan akibat perang dagang. FedEx memangkas target laba bersih 2020 setelah mencatatkan kinerja kuartal II yang di bawah ekspektasi akibat "pelemahan iklim makro global akibat kenaikan tensi perang dagang."
Sementara itu, saham sektor energi terkoreksi setelah Trump memilih mekanisme sanksi untuk menghukum Iran yang dituding sebagai otak di balik pengeboman fasilitas minyak Arab Saudi. Harga kontrak berjangka minyak mentah pun terkoreksi sebesar 1,5%.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/31HBFnv
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment