Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengatakan tidak dapat ikut campur dalam perkara di Kepolisian. Namun, dari informasi yang diterimanya, ia mengaku Polri sudah melakukan pengecekan ke daerah-daerah.
"Yang jelas Satgas sudah ke daerah ambil sampel dan mengecek," kata Buwas di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Saat ditanya temuan baru dari Polri, mantan Kabareskrim ini mengatakan kemungkinan ada temuan baru.
"Saya kira ada, informasinya ada. Saya hanya memberikan laporan dan bukti awal pengembangannya di Satgas. Masa saya tidak percaya penanganan Kepolisian padahal saya bekas Kepolisian juga?" ucap pria yang disapa Buwas ini.
Dugaan adanya mafia di BPNT diungkap Buwas pada September lalu. Bulog yang menjadi penyalur beras BPNT merugi karena berasnya tidak terserap sampai ke lapangan. Menurut Buwas saat itu, salah satu modus oknum di lapangan adalah memanipulasi kualitas beras dari yang seharusnya premium namun diganti medium.
"Kalau saya hanya menjalankan perintah presiden. Pada saat rapat terakhir yang saya ikut, itu mengatakan bahwa BPNT beras dari Bulog dan waktu itu Pak Menteri [Sosial] membuat edaran, bukan keputusan. Namun akhirnya di lapangan blunder karena ada kepentingan-kepentingan di lapangan."
"Salah satunya ada oknum-oknum dari Kepala Dinas Sosial tidak ikhlas, mengatakan Bulog pengemis, Bulog ayam sayur, sekarang sedang ditangani Kepolisian. Nyatanya mereka membiarkan penyimpangan di lapangan karena mereka yakin mendapat fee dari kegiatan itu," kata Buwas.
Akibat praktik culas ini, distribusi beras Bulog untuk BPNT baru mencapai 6% dari target 700.000 ton sampai Oktober 2019.
(hoi/hoi)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2C3H116
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment