Pada pukul 11:38 WIB, dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.587,75, menguat 0,04% di pasar spot melansir data Refinitiv. Sebelumnya di awal perdagangan Mata Uang Negeri Kanguru melemah 0,24%.
Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli di beberapa bank yang diambil dari situs resminya pada pukul 11:45 WIB.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
Bank BNI | 9.553,00 | 9.624,00 |
Bank BRI | 9.488,47 | 9.662,39 |
Bank Mandiri | 9.550,00 | 9.595,00 |
Bank BTN | 9479,00 | 9.687,00 |
Bank BCA | 9.568,49 | 9.598,49 |
CIMB Niaga | 9.330,54 | 9.847,96 |
Reuters melaporkan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China dapat mundur hingga tahun 2020 lantaran China berusaha untuk mendapatkan penghapusan bea masuk yang lebih agresif dari AS.
Di sisi lain, dari pihak China menyatakan banyak orang menyakini kesepakatan dalam waktu dekat, tetapi Pemerintah Beijing juga sudah siap dengan skenario perang dagang berkepanjangan.
Sebelumnya di pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump mengatakan jika China tidak menandatangani kesepakatan dagang, maka bea masuk akan dinaikkan lagi.
"Jika kita tidak membuat kesepakatan dengan China, saya akan menaikkan bea masuk, bahkan lebih tinggi lagi" kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International.
Sampai saat ini, Trump masih berencana akan menaikkan bea masuk lagi pada tanggal 15 Desember nanti. Jika tidak ada penandatanganan kesepakatan hingga tanggal itu, maka AS akan menaikkan bea masuk produk China senilai US$ 156 miliar.
Jika hal tersebut terjadi, tentunya perang dagang AS-China akan kembali memanas dan berdampak buruk bagi perekonomian global, termasuk Australia yang merupakan mitra dagang utama Negeri Tiongkok.
Hal tersebut membuat kurs dolar Australia melemah di awal perdagangan hari ini.
Sementara itu dari dalam negeri, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan BI kali ini akan mempertahankan suku bunganya, setelah memangkas dalam empat bulan beruntun. Namun tidak menutup kemungkinan BI akan memberikan kejutan dengan kembali memangkas suku bunga.
Selain pengumuman suku bunga, pelaku pasar juga menantikan kisi-kisi seputar pembacaan BI terhadap prospek perekonomian Tanah Air. Apakah BI akan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 dan 2020? Apakah posisi (stance) kebijakan moneter masih akan akomodatif?
Menanti pengumuman suku bunga BI, membuat rupiah berbalik melemah melawan dolar Australia. Arah pergerakan selanjutnya akan ditentukan oleh kisi-kisi dari Gubernur BI Perry Warjiyo.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2qnMe1C
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment