Saham-saham yang turut menopang kinerja IHSG dari sisi nilai transaksi di antaranya PT Merdeka Copper Gold Tbk/MDKA (6,4%), PT Barito Pacific Tbk/BRPT (5,65%), PT Sarana Menara Nusantara Tbk/TOWR (5,11%), PT Transcoal Pacific Tbk/TCPI (+3,7%), PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (3,17%).
Kinerja bursa saham acuan Indonesia sejalan dengan rekannya di kawasan Asia yang kompak bergerak ke utara. Indeks Nikkei menguat 0,5%, indeks Kospi menguat 0,46%, indeks Shanghai naik 0,12%. Sedangkan indeks Straits Times dan indeks Hang Seng cenderung stagnan dengan naik tipis masing-masing sebesar 0,04% dan 0,02%.
Pergerakan positif bursa saham utama di Benua Kuning ditopang oleh menyeruaknya optimisme bahwa damai dagang Amerika Serikat (AS) dan China semakin dekat.
Pasalnya, Kemarin (26/11/2019), Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa putaran negosiasi dagang antara Washington dan Beijing sudah masuk babak final.
"Kami sedang dalam putaran terakhir dalam pembahasan kesepakatan yang sangat penting. Bahkan saya rasa ini akan menjadi salah satu kesepakatan dagang terbesar dalam sejarah. Semua berjalan baik, tetapi pada saat yang sama kami ingin ada perbaikan di Hong Kong," kata Trump kepada reporter di Gedung Putih sebagaimana dikutip dari Reuters.
Trump juga menambahkan bahwa hubungannya dengan Presiden China Xi Jinping baik-baik saja di tengah kekhawatiran pelaku pasar atas intervensi AS pada urusan dalam negeri Hong Kong yang mendapat kecaman dari beberapa pejabat Kementerian Luar Negeri China.
Selain itu, Presiden Ke-45 Negeri Adidaya tersebut juga percaya Xi akan mewujudkan kedamaian dan ketertiban di Hong Kong yang dilanda aksi unjuk rasa selama berbulan-bulan. Trump yakin China akan merespons positif hasil pemilihan Dewan Distrik di Hong Kong, di mana kubu pro-demokrasi menang telak.
"Saya rasa Presiden Xi bisa melakukan itu. Saya kenal beliau, dan beliau akan mewujudkannya," ujar Trump.
Seperti diketahui, Kongres AS memang telah menyetujui undang-undang (UU) penegakan hak asasi manusia di Hong Kong. Namun, tanpa persetujuan Trump, UU tersebut belum dapat berlaku efektif.
"Begini, kita harus bersama dengan Hong Kong tetapi saya juga bersama Presiden Xi. Saya mendukung Hong Kong, saya mendukung kebebasan, tetapi saya juga ingin mendukung hal yang sedang kita perjuangkan.
"Kita sedang dalam proses untuk menuju kesepakatan dagang terbesar dalam sejarah. Jika kita berhasil, tentu akan sangat luar biasa," jelas Trump dalam wawancara dengan Fox News Channel, seperti diberitakan Reuters, pada Sabtu (23/11/2019).
Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa Trump masih memprioritaskan dicapainya kesepakatan dagang, karena andai dia mengesahkan UU tersebut, resiko China ngambek sangat besar.
from CNBC Indonesia https://ift.tt/34kbCnv
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment