Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan, dengan tambahan lumbung baru ini maka tempat untuk menyimpan garam saat masa panen akan lebih banyak.
"Objektif pasti akan menambah volume apa dari kuantitasnya, tentunya kalau yang dikelola itu modelnya mekanisasi mungkin lahan itu bisa nambah dari, sekarang total kan kita punya 22.090 hektare di sekitar 23 provinsi," ujarnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (20/8/2019).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan direncanakan akan datang ke NTT, besok, Rabu (21/8/2019), untuk melihat lumbung baru untuk garam lokal tersebut.
"Kalau Pak Jokowi ke NTT besok untuk itu, iya. Itu kan memang lahan baru yang dikembangkan secara mekanisasi. Katanya sih mau panen raya," jelasnya.
Sementara itu, langkah KKP untuk mendorong penyerapan adalah bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian untuk memfasilitasi penyerapan. Sudah terlaksana dengan memfasilitasi 1,1 juta ton dan diharapkan ke depan bisa lebih banyak lagi.
"Komitmen kita cek ke koperasi-korporasi yang garamnya di serap," katanya.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim menjelaskan, untuk NTT sudah banyak yang melakukan investasi. Tidak hanya itu bahkan di NTB juga ada yang melakukan investasi yang mungkin akan terealisasi pada 2020 atau 2021.
Investasi yang masuk di NTT untuk garam industri dan diharapkan akan bertambah investasi nya untuk ke depannya. Sedangkan untuk nilai investasinya, ia tidak menjelaskan lebih detail.
"Paling tidak untuk garam industri. Semua yang investasi di NTT diminta untuk menghasilkan garam industri," tegasnya.
(hoi/hoi)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ZdoBrH
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment