Pelemahan indeks tersebut dibebani oleh enam sektor dari total sembilan indeks sektoral yang ada di bursa saham. Koreksi terbesar terjadi pada sektor berbasis komoditas yaitu pertambangan (-1,34%) dan agribisnis (-1,18%) dan penguatan masih berhasil dibukukan oleh sektor infrastruktur (0,78%), aneka industri (0,53%), dan industri dasar (0,4%).
Pelemahan di sektor pertambangan terutama (blue chips) disumbangkan oleh saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang melemah 9,38% menjadi Rp 1.015 per saham selama sepekan. Saham tersebut menjadi saham yang paling melemah di antara saham unggulan (blue chips) selama sepekan.
Saham unggulan lain yang juga melemah sepekan ini adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) -6,63% menjadi Rp 1.830 per saham, dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) -5,3% menjadi Rp 2.860 per saham.
Saham lain adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) -4,08% menjadi Rp 21.175 per saham, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) -3,79% menjadi Rp 7.625 per saham, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -3,09% menjadi Rp 4.080 per saham.
Di sisi lain, penguatan terbesar dialami saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Akibat koreksi di pasar saham tersebut, nilai kapitalisasi pasar bursa juga turun 0,48% menjadi Rp7.176,16 triliun pekan ini dari Rp7.211,06 triliun sepekan sebelumnya.
Untuk nilai transaksi bursa, selama sepekan terjadi perdagangan sebesar Rp 38,2 triliun, dengan rata-rata transaksi mengalami kelesuan sebesar 5,8% menjadi Rp7,61 triliun per hari pada pekan ini dari Rp8,08 triliun per hari pada penutupan sebelumnya.
Dari total transaksi itu, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (nett sell) sebesar Rp 1,28 triliun di pasar reguler dan Rp 1,65 triliun di seluruh jenis pasar.
Dalam transaksi saham, terdapat tiga pasar yaitu transaksi di pasar reguler yang menjadi pasar utama dengan mekanisme transaksi berkelanjutan, pasar negosiasi, dan pasar tunai.
Sepanjang 2019, investor asing masih mencatatkan nett sell Rp 7,81 triliun di pasar reguler saja dan sebaliknya beli bersih (nett buy) Rp 57,25 triliun jika memperhitungkan transaksi di pasar reguler, negosiasi, dan tunai.
Pekan ini di bursa saham, terdapat pencatatan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga tahap II/2019 yang diterbitkan oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dengan raihan dana dari penerbitan efek utang syariah itu senilai Rp 2 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ZpuxOr
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment