Friday, August 23, 2019

Harga Emas Melesat Naik Setelah China Menolak Dirundung AS

Jakarta, CNBC Indonesia--Harga emas dunia di pasar spot menguat cukup tajam pada perdagangan Jumat (23/8/19) setelah China mengenakan tarif tambahan terhadap produk impor dari Amerika Serikat (AS). Kebijakan dari Negeri Tiongkok merupakan balasan atas kebijakan AS yang menaikkan tarif impor produk China.

Pada pukul 21:06 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.503,51/troy ons atau menguat 0,33% berdasarkan data Refinitiv. Sebelumnya logam mulia ini sempat turun ke level US$ 1.492,7 per troy ons.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada 1 Agustus lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara tiba-tiba mengumumkan akan mengenakan tarif impor sebesar 10% terhadap produk China. Nilai total produk yang dikenakan tarif senilai US$ 300 miliar dan akan diberlakukan mulai 1 September.

Sejak saat itu pemerintah China "membisu" dan membalas AS dengan mendevaluasi nilai tukar yuan hingga ke level terendah lebih dari satu dekade melawan dolar AS. Tidak ada pernyataan yang keluar dari para pejabat China, hanya bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) yang konsisten mendevaluasi kurs yuan hingga ke atas 7/US$, level yang dianggap kritis, dan menguntungkan China dari sisi perdagangan international.

Pelaku pasar memperkirakan China hanya membalas dengan mendevaluasi yuan dan tidak menaikkan tarif impor produk AS. Pemerintah Washington pun berusaha memperbaiki keadaan dengan menunda kenaikan tarif impor beberapa produk dari China yang sejatinya berlaku 1 September nanti. Bahkan ada beberapa produk yang batal dikenakan tarif impor.


Namun, China kini membuat kejutan dengan mengenakan tarif baru untuk produk impor dari AS. Pemerintah China akan menaikkan tarif impor mulai dari 5% sampai 10% terhadap produk-produk dari Paman Sam senilai US$ 75 miliar, dan mulai berlaku pada 1 September dan 15 Desember.

Tidak hanya itu, China kembali mengenakan tarif sebesar 25% terhadap mobil dari AS yang akan masuk ke China, dan untuk suku cadangnya akan dikenakan tarif sebesar 5%. Kebijakan ini sebelumnya dihentikan pada bulan April lalu, dan kini akan diberlakukan lagi mulai 15 Desember.

Dengan adanya balasan dari China, hubungan kedua negara tentu akan memanas lagi, perang dagang kedua negara bisa jadi akan semakin berlarut-larut dan emas kembali mendapat dorongan penguatan.

Meski demkian, pergerakan harga emas juga masih akan dipengaruhi pidato ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell yang sedang berlangsung hingga berita ini ditulis. Arah dan besarnya pergerakan emas akan ditentukan sikap Powell terkait suku bunga di AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/3204v26
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment