Saturday, August 24, 2019

Termasuk QR Code, Ini Strategi Digital Banking Bank BJB

Bali, CNBC Indonesia- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (BJBR) akan meluncurkan sistem pembayaran berbasis QR code pada akhir bulan ini, dengan wilayah pertama di Braga Bandung.

QR code BJB telah sesuai dengan QR Code Indonesian Standard (QRIS) yang baru saja diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus lalu. QRIS diluncurkan BI untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile banking.

Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi mengatakan QRIS BJB telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI) sehingga akan diluncurkan pada 31 Agustus 2019 di Braga, Bandung.

"Sebenarnya kami sudah melakukan sudah soft launching di internal dan berjalan mulus. Juga sudah disetujui oleh BI dan ini cukup cepat sehingga kami akan soft launching ke masyarakat di sekitar Braga," jelasnya, Sabtu, (24/8/2019).


QR code tersebut akan terkoneksi dengan BJB Digi, aplikasi mobile banking dari BJB.

Yuddy mengatakan bahwa QR code merupakan salah satu strategi perseroan masuk ke lebih dalam ke layanan digital. Selain itu BJB juga akan meluncurkan produk pembukaan rekening secara online.

"Kami berharap digitalisasi ini bisa meningkatkan rasio dana murah (casa ratio) dari saat ini sekitar 45% menjadi 52%," ujarnya.

Bank BJB sebelumnya telah mengalokasikan dana sebesar Rp 800 miliar untuk pengembangan IT termasuk digital banking. Dana investasi tersebut akan digunakan untukk periode 2017-2022.

Pengembangan IT merupakan strategi dalam mendongkrak pendapatan berbasis komisi (fee based income) serta peningkatan efisiensi operasional. Berdasarkan laporan keuangannya pada periode semester I-2019 fee based income Bank BJB tercatat senilai Rp 436 miliar, naik tipis dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 435 miliar.

Direktur IT, Treasury dan International Banking Bank BJB Rio Lanasier mengatakan penopang fee based income ini diprioritaskan berasal dari remitansi, baik remitansi dari luar negeri maupun dalam negeri.

"35% dari income BJB dihasilkan dari fee based income, penopangnya transaksional, fee, agregator, remitansi. Dan tentu kalau melihat potensi remitansi wisata juga akan menjadi prioritas kami," kata Rio di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (19/8/2019).

Perlu diketahui, berdasarkan laporan keuangannya pada periode Januari-Juni 2019 fee based income Bank BJB tercatat senilai Rp 436 miliar. Pada semester I-2018, nilainya adalah Rp 435 miliar. Artinya ada kenaikan sebesar 0,1% secara year on year (YoY).

Sementara itu, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) perusahaan naik sebesar 6,4% YoY menjadi Rp 2,9 triliun. Hingga periode tersebut, penyaluran kredit BJB tumbuh 8,2% menjadi Rp 78,2 triliun. (roy/roy)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2zkY7G9
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment