Sunday, August 25, 2019

Ada Peningkatan Eskalasi Perang Dagang, IHSG Menuju Pelemahan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan akhir pekan kemarin menguat 0,26% ke level 6.255. Secara mingguan, IHSG masih terkoreksi 0,49%.

Untuk perdagangan hari ini Senin (26/08/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan melemah. Rentang perdagangannya diperkirakan pada level 6.125 hingga 6.255.

Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama ditutup anjlok, Indeks Dow Jones ditutup anjlok 2,37%, indeks S&P 500 ambruk 2,59%, dan indeks Nasdaq Composite merosot 3%. Penyebabnya adalah peningkatan eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.

China meluncurkan tarif baru untuk barang-barang A.S pada hari Jumat (23/08/2019). senilai $ 75 miliar. Tarif tersebut berkisar antara 5% dan 10% dan akan diterapkan dalam dua batch, yakni pada 1 September dan 15 Desember.

Presiden Trump pun mengajak perusahaan-perusahaan besar asal AS untuk mencari alternatif selain China, termasuk kembali membuat produksi barangnya ke Amerika.

"Perusahaan-perusahaan hebat asal AS dengan ini diperintahkan untuk segera mulai mencari alternatif atas China, termasuk membawa perusahaan-perusahaan Anda pulang dan membuat produk-produk Anda di AS," Seperti dikutip Presiden Trump dalam tweetnya hari Jumat.

Akibat perseteruan tersebut, Saham Apple anjlok 4,6%. Saham The VanEck Vectors Semiconductor ETF (SMH) terperosok 4,1% dikarenakan Nvidia dan Broadcom keduanya amblas sekitar 5%. Sementara saham Caterpillar negatif 3,3%.

Dari dalam negeri, penguatan IHSG kemarin sepertinya tidak lepas dari penurunan suku bunga acuan BI 7 Day RR sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 5,5% pada hari Kamis lalu.

Secara teknikal, sinyal kenaikan IHSG belum terlalu kuat seiring hanya terbentuknya pola lilin putih pendek (short white candle) yang menggambarkan adanya tekanan beli namun kurang terlalu kuat.

Sumber: Refinitiv
Secara momentum, ruang pelemahannya masih masih terbuka, mengingat level jenuh jualnya (oversold) masih cukup jauh, berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum pergerakan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (yam)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ZqqzVS
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment