Saturday, August 24, 2019

Fakta Ibu Kota Baru di Kalimantan, Aman Dari Gempa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa Pulau Kalimantan adalah satu-satunya pulau di Indonesia dengan tingkat aktivitas kegempaan relatif paling rendah.

Kepala BMKG Dwikorita mengemukakan, pulau Kalimantan relatif lebih aman jika dibandingkan daerah lain di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa yang merusak dan menimbulkan korban jiwa.

"Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi, tetapi secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman," kata Dwikorita melalui keterangan tertulis, Sabtu (24/8/2019).

Dwikorita memaparkan, kondisi seismisitas Pulau Kalimantan yang relatif rendah ini berdasarkan sejumlah fakta. Pertama, wilayah Pulau Kalimamtan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia.


Kedua, Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng, sehingga suplai energi yang membangun medan tegangan terhadap zona seismogenik tidak sekuat dengan akumulasi medan tegangan zona seismogenik yang lebih dekat zona tumbukan lempeng.

Adapun yang ketiga, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya sudah berumur tersier sehingga segmentasinya banyak yang sudah tidak aktif lagi dalam memicu gempa.

Untuk mengantisipasi terjadinya bencana khususnya di wilayah pesisir Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan yang berhadapan dengan sumber gempa, maka perlu disusun strategi mitigasi bencana dengan menyiapkan tata ruang pantai agar masyarakat pesisir lebih aman.

"Tata ruang pemanfaatan daerah pesisir harus berbasis mitigasi bencana, Ini penting guna mengantisipasi bencana tsunami di pantai rawan tsunami dan tangguh menghadapi tsunami," katanya.

Selain itu, lanjut Dwikorita konsep evakuasi mandiri juga menjadi pilihan tepat dan efektif untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman tsunami, dengan menjadikan guncangan gempa kuat sebagai peringatan dini tsunami alami.

Dwikorita mengungkapkan, edukasi evakuasi mandiri dan pelatihan evakuas akan menjadi materi penting dalam kegiatan sosialisasi untuk masyarakat dan stakeholder di wilayah pantai rawan tsunami, oleh berbagai Lembaga terkait.

Masyarakat yang ditinggal di zona sesar aktif dan di kawasan pesisir, harus memahami bagaimana cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami. "Jika tempat tinggal kita di daerah rawan, maka yang penting dan harus disiapkan adalah langkah mitigasinya,"

Deputi Geofisika BMKG Mohammad Sadly mengatakan Pulau Kalimantan relatif lebih aman secara seismik jika dibandingkan dengan pulau-pulau besar di Indonesia. Namun, saat ini BMKG bersama Kementerian dan Lembaga terkait sedang menyiapkan sistem monitoring gempa.

"BMKG bersama Kementerian/Lembaga lain berupaya meminimalisir sekecil mungkin risiko kebencanaan di wilayah tersebut dengan menyiapkan skenario mitigasi bencana yang tepat, terpadu, dan berkesinambungan," tutur Sadly.

Sebagai informasi, pemerintah memang sudah memastikan akan memindahkan ibu kota ke pulau Kalimantan. Meski demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menutup rapat-rapat lokasi persis Ibu Kota.

(roy/roy)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/30xiqfu
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment