Wednesday, August 21, 2019

Sentimen Global Mulai Tenang, Perhatian Kini Tertuju pada BI

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Indonesia menutup perdagangan Rabu (21/8/2019) dengan koreksi 0,68% ke 6.252,97, berbanding terbalik dengan mayoritas indeks utama bursa Asia yang menghijau. Pelaku pasar menanti arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI)

Meski sempat berupaya menguat di sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya tunduk di zona merah, sementara indeks Shanghai naik tipis 0,01%, indeks Hang Seng menguat 0,15%, dan indeks Kospi terapresiasi 0,22%.

Secara teknikal, pola pergerakan IHSG ini berpeluang berlanjut pada perdagangan hari ini, karena belum menyentuh area jenuh jual (oversold).

Pelaku pasar masih memilih menjaga jarak dari bursa saham, sembari menanti arah angin kebijakan moneter di Indonesia. The Federal Reserve (The Fed) telah merilis risalah rapatnya pada Kamis hari ini pukul 02:00 WIB yang berisikan sinyal bahwa otoritas moneter AS ini tidak bakal agresif memangkas suku bunga acuannya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di perdagangan pasar spot hari ini, meski belum cukup untuk menggulingkan dolar AS dari level psikologis Rp 14.200. US$ 1 dibanderol Rp 14.235 di penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Harga obligasi rupiah pemerintah juga ditutup menguat tipis pada hari ini, atau melawan tren yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain, baik negara berkembang maupun negara maju yang justru sedang tertekan.


Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). Seri acuan yang paling menguat adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 3,5 basis poin (bps) menjadi 7,31%.

Penguatan rupiah dan surat berharga negara (SBN) ini mengindikasikan bahwa investor memang mengantisipasi imbal hasil (yield) investasi Indonesia masih bakal lebih menarik, dengan tingkat suku bunga acuan yang belum akan diturunkan.

BI hari ini memasuki hari kedua Rapat Dewan Gubernur (RDG). Konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memperkirakan BI menahan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75%. Dari 12 ekonomi yang disurvei, hanya empat yang memperkirakan akan ada pemangkasan, yakni sebesar 25 basis poin (bps).

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

(ags/ags)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2HlFJBo
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment