Pergerakan tersebut bahkan terjadi saat bursa saham menghijau yang menjadi indikasi niat beli emas para investor masih besar. Ketika bursa saham menghijau harga emas biasanya tertekan karena pelaku pasar masuk ke aset berisiko dan berimbal hasil tinggi. Namun kemarin di saat yang sama harga emas masih tangguh, sehingga membuka ruang penguatan.
Kecemasan akan perang mata uang serta outlook penurunan suku bunga secara global menjadi penopang utama penguatan harga emas. China sekali lagi mendepresiasi nilai tukar yuan, yang berarti sepanjang pekan ini Renminbi terus dilemahkan.
Di awal pekan lalu pelaku pasar dibuat terkejut setelah Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) mendepresiasi yuan hingga ke level terlemah sejak Desember 2008, dan terus berlanjut hingga hari ini. Nilai tengah yuan hari ini ditetapkan sebesar 7,0136/US$ lebih lemah dari Kamis Kemarin 7,0039/US$.
Sementara itu, pada hari Rabu (7/8/19) ada tiga bank sentral yang memangkas suku bunga, yakni Bank Sentral Selandia Baru, India dan Thailand. Semua bank sentral tersebut memangkas suku bunga lebih besar dari prediksi, Bank Sentral Selandia Baru memangkas 50 basis poin (bps), India 35 bps, dan Thailand 25 bps.
Suku bunga Bank Sentral Selandia Baru kini berada di rekor terendah 1%, membuka peluang pemangkasan kembali, bahkan akan mengambil kebijakan moneter yang tidak biasa (unconventional). Sebelumnya negara tetangganya Australia sudah memangkas suku bunga dua bulan beruntun juga ke rekor terendah 1%.
Kebijakan bank sentral itu menunjukkan jika ekonomi global sedang mengalami pelambatan yang serius. Akibatnya Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali diprediksi akan agresif memangkas suku bunga di tahun ini.
Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi emas. Logam mulia merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.
Selain itu penurunan suku bunga yang agresif oleh The Fed tentunya membuat dolar AS melemah. Kala mata uang Paman Sam Loyo, permintaan emas tentunya bisa meningkat. Emas yang dibanderol dengan dolar AS, jika mata uang ini melemah maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Halaman Selanjutnya >>>
(pap/pap)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2MLggoJ
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment