Wednesday, August 21, 2019

Trump "Serang" The Fed Lagi, Dolar Jadi Loyo

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) berbalik melemah pada perdagangan Rabu (21/8/19) setelah Presiden AS Donald Trump kembali "menyerang" Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Pada pukul 20:57 WIB, indeks dolar berada di level 98,16 atau melemah 0,02%, padahal sebelumnya sempat menguat ke 98,29, melansir data Refinitiv.

Melalui akun Twitternya, Presiden Trump mengatakan satu-satunya masalah bagi perekonomian AS adalah The Fed.

"Sedang bernegosiasi bagus dengan China dan mencapai kesepakatan dagang dengan yang lainnya. Satu-satunya masalah yang kita hadapi adalah Jay Powell dan The Fed. Dia seperti pemain gold yang tidak bisa melakukan putt, tidak punya sentuhan. Pertumbuhan ekonomi AS akan tinggi jika dia melakukan hal yang benar, PEMANGKASAN (SUKU BUNGA) YANG BESAR, tapi jangan mengandalkan dia! Sejauh ini dia salah, dan hanya mengecewakan kita..." ujar Trump melalui akun Twitternya.

"...Kita berkompetisi dengan negara yang suku bunganya jauh lebih rendah, dan kita harus lebih rendah dari mereka. Kemarin 'dolar tertinggi sepanjang sejarah AS'. Tidak ada inflasi. Sadarlah Federal Reserve. Potensi pertumbuhan yang besar, hampir tidak pernah ada sebelumnya!" tambah Trump, sebagaimana dilansir CNBC International.  

Ini menjadi yang kesekian kali Trump "menyerang" The Fed dan sang pimpinan Jerome 'Jay' Powell, untuk memangkas suku bunga lebih besar.

Trump Foto: Kicauan Presiden Donald Trump di Twitter
Sumber: CNBC International

Pemangkasan suku bunga yang agresif tentunya membuat dolar AS mengalami tekanan. Sejauh ini, pelaku pasar memang memprediksi The Fed akan agresif memangkas suku bunga setelah muncul tanda-tanda resesi di AS melalui inversi yield obligasi (Treasury).

Prediksi The Fed akan agresif dalam memangkas suku bunga bisa dilihat dari piranti FedWatch milik CME Group malam ini. Pelaku pasar melihat Jerome Powell dkk pasti akan memangkas suku bunga di bulan September. Piranti tersebut menunjukkan probabilitas sebesar 98,1% suku bunga akan dipangkas 25 basis poin (bps) menjadi 1,75%-2%.


Bahkan jika melihat suku bunga untuk bulan Desember dalam piranti FedWatch, probabilitas suku bunga The Fed berada di level 1,25%-1,5% sebesar 49%. Probabilitas tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan yang lainnya, ini berarti pelaku pasar melihat The Fed akan memangkas suku bunga tiga kali lagi di tahun ini, masing-masing sebesar 25 bps.

Berdasarkan piranti tersebut, The Fed diprediksi akan memangkas suku bunganya pada bulan September, Oktober, dan Desember.

Selain itu, analis dari Bank Danske bahkan memprediksi Jerome Powell akan memangkas suku bunga lima kali sebelum April 2020.

Para analis yang dipimpin oleh Mikael Olai Milhoj kini percaya The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps dalam lima rapat kebijakan moneter ke depan, dan suku bunga akan berada di level 0,75-1% di bulan Maret 2020, sebagaimana dilansir CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/31NqB7I
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment