Pada Senin (5/8/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.270. Rupiah melemah 0,63% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu dan berada di posisi terlemah sejak 18 Juni.
Dari sisi eksternal, rupiah dihantam oleh kecemasan investor soal perang dagang AS-China. Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bakal mengenakan bea masuk sebesar 10% untuk impor produk China senilai US$ 300 miliar per 1 September.
China tidak terima. Negeri Tirai Bambu menegaskan siap untuk berperang.
"Posisi China sangat jelas. Kalau AS ingin berdialog, mari kita berdialog. Namun kalau AS ingin perang, mari kita berperang," tegas Zhang Jun, Duta Besar China untuk PBB, dikutip dari Reuters.
Perkembangan ini membuat pelaku pasar memilih bermain aman. Aset-aset seperti yen Jepang, franc Swiss, dan emas menjadi tempat berlindung.
Sementara dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sepanjang kuartal II-2019 perekonomian hanya tumbuh sebesar 5,05% secara tahunan (year-on-year/YoY). Meski sesuai dengan ekspektasi pasar, tetapi memberi konfirmasi bahwa terjadi perlambatan karena pada kuartal sebelumnya ekonomi tumbuh 5,07%.
Padahal pada tiga bulan kedua tahun ini ada gelaran Pemilihan Umum (Pemilu), Ramadan, dan Idul Fitri yang diharapkan bisa mendongkrak konsumsi masyarakat. Target pertumbuhan ekonomi 5,3% dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 hampir mustahil tercapai.
Analisis Teknikal
![]() Foto: investing.com |
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah). Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik dan mulai mendekati area positif, sementara histogramnya sudah wilayah positif.
Melihat indikator tersebut, tekanan terhadap rupiah dalam jangka menengah cukup besar.
![]() Foto: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah berada di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Ruang pelemahan rupiah masih terbuka hingga ke level 14.290 setelah menembus ke atas level 14.260. Melihat indikator Stochastic yang berada di wilayah overbought, Mata Uang Garuda masih memiliki peluang untuk memangkas pelemahan.
Jika kembali ke menembus ke bawah 14.260, rupiah berpeluang memangkas pelemahan ke level 14.230.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/aji)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2MFsOxU
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment