Wednesday, October 2, 2019

Smelter Nikel di RI Banyak, Tapi Konten Lokalnya Minim

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel mulai banyak di Indonesia, tingkat komponen dalam negerinya (TKDN) ternyata masih rendah.

Kepala Subdirektorat Pengawasan Usaha Eksplorasi Mineral Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM Andri Budhiman Firmanto mengatakan negara ingin menggenjot nilai tambah, untuk itu dikebutlah pembangunan smelter.

"Smelter tuh sudah banyak, tapi TKDN masih kurang. Akselerasi juga lambat," ujarnya dalam sebuah diskusi di Hotel Le Meridien, Selasa (2/10/2019).

Smleter tuh sudah banyak, tapi TKDNya masih kurang. Akselerasinya juga lambat. Maka 2017 ada kebijakan pada 2020 ini akan ada 16 smelter nikel. Dengan adanya nsentif maka di 2021 ada 37 pabrik smleter. Pasca 2019 pabrik smelter akan semakn besar.

Ia menjelaskan dengan adanya kebijakan di 2017 untuk pembangunan smelter, untuk nikel hingga 2020 diperkirakan akan terdapat 20 smelter yang beroperasi. Lalu, dengan adanya insentif, diproyeksi terdapat 31 smelter sampai 2022.

Smelter Nikel di RI Banyak, Tapi Konten Lokalnya Minim Foto: Infografis/ Ini Daftar Negara Produsen Nikel terbesar DI dunia/Aristya Rahadian Krisabella

Dengan banyaknya smelter yang akan beroperasi, Ia meyakinkan tak perlu khawatir soal pasokan ke pabrik-pabrik tersebut. Hitungan ESDM, sumber daya nikel pasca-2022 bisa sampai 42 tahun ke depan. Tapi, dengan catatan masih membutuhkan eksplorasi.

"Cukup kok sebetulnya, tapi ini adalah angka produksi bijih. Di 2013 kan kita eksportir tersebar jadi produksi untuk dalam negeri saja," katanya.

Tahun 2020, diprediksi ada 20 juta ton kebutuhan bijih nikel untuk dalam negeri. Saat ini cadangan terbukti mencapai 689 juta ton, sedangkan cadangan terkira 2,8 miliar ton. Menurut hitungan, jika dengan andalkan cadangan terbukti maka kebutuhan smelter di dalam negeri hanya bisa dipenuhi untuk 7,3 tahun.

(gus/gus)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/2pm1qeN
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment