Kenaikan penerimaan pajak ternyata tidak diimbangi oleh pengeluaran. Di mana, pengeluaran AS lebih tinggi dan pembayaran utang pun meningkat.
Menurut Reuters, defisit anggaran AS naik menjadi US$ 984 miliar atau setara dengan 4,6% PDB. Sebelumnya, defisit AS mencapai US$ 779 miliar atau setara dengan 3,8% PDB.
Total defisit naik 4% ke US$ 3,5 triliun tapi pengeluaran meningkat 8,2% menjadi US$ 4,4 triliun.
Sebelumnya defisit mencapai puncaknya pada pemerintahan Presiden Barrack Obama tahun 2009. Saat itu defisit tercatat sebesar US$ 1,4 triliun.
Ini menyebabkan pemerintah dan kongres mengambil langkah darurat untuk menopang sitem perbankan negara selama krisis keuangan global terjadi. Pemerintah memberikan stimulus kepada ekonomi dalam masa resesi.
Hingga akhirnya defisit berkurang US$ 585 miliar di akhir pemerintahan Obama tahun 2016. Namun sejak pemerintahan Presiden Donald Trump defisit anggaran malah terus melonjak.
"Pemerintahan ini datang dengan mengurangi defisit dan selama berkuasa, mereka malah menambahnya," kata Senior Vice President di Bipartisan Policy Center AS Bill Hoagland sebagaimana dikutip dari Reuters.
"Kami biasanya mengurangi defisit pada saat pertumbuhan,".
Pertumbuhan ekonomi AS kini terancam resesi. Pasalnya perang dagang antara AS-China yang sudah terjadi setahun terakhir sudah menekan sejumlah sektor, seperti manufaktur.
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/34epYWf
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment