Thursday, October 31, 2019

Ikuti Pasar Global, Laju Kenaikan Harga SUN Makin Ngegas

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah akhirnya ditutup ngegas, setelah sebelumnya masih malu-malu, mengiringi penguatan harga efek surat utang negara lain di pasar global setelah pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri acuan yang paling menguat adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 3,2 basis poin (bps) menjadi 6,43%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Penguatan pasar obligasi global terjadi setelah The Fed menurunkan suku bunga acuan AS yaitu Fed Funds Rate, sesuai ekspektasi pasar tadi pagi dini hari.
 

Yield Obligasi Negara Acuan 31 Okt'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 30 Okt'19 (%)

Yield 31 Okt'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 31 Okt'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.465

6.433

-3.20

6.3998

FR0078

10 tahun

7.033

7.005

-2.80

6.981

FR0068

15 tahun

7.511

7.492

-1.90

7.4477

FR0079

20 tahun

7.7

7.684

-1.60

7.6531

Sumber: Refinitiv

 
Penurunan suku bunga berarti akan kupon dalam penerbitan obligasi serupa di kemudian hari akan lebih cilik dibandingkan dengan kemarin-kemarin, sehingga memicu pelaku pasar untuk lebih memburu efek-efek yang sudah beredar dan mendorong kenaikan harganya di pasar.

Ketika yield US Treasury turun, tentunya akan memperlebar selisih (spread) dengan yield SUN dan obligasi negara lain. Otomatis investor akan berekspektasi suku bunga negara lain juga akan turun guna menyeimbangkan spread sehingga pelaku pasar berusaha mencuri start dengan membeli mulai dari sekarang.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 30 Okt'19 (%)

Yield 31 Okt'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil

6.52

6.535

1.50

China

3.325

3.281

-4.40

Jerman

-0.357

-0.411

-5.40

Prancis

-0.06

-0.11

-5.00

Inggris

0.687

0.624

-6.30

India

6.665

6.643

-2.20

Jepang

-0.139

-0.137

0.20

Malaysia

3.464

3.438

-2.60

Filipina

4.55

4.525

-2.50

Rusia

6.44

6.48

4.00

Singapura

1.78

1.775

-0.50

Thailand

1.59

1.565

-2.50

Amerika Serikat

1.796

1.715

-8.10

Afrika Selatan

8.435

8.52

8.50

Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/irv)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/321yiXL
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment