Bukan rahasia lagi kekerasan kerap terjadi di demo Hong Kong antara polisi dan pengunjuk rasa. Aktivis pro demokrasi menyerang polisi dengan bom molotov, batu dan memainkan senjata laser untuk mengganggu konsentrasi pihak kepolisian.
Polisi pun merespon dengan gas air mata, water cannon dan peluru karet. Alhasil sejumlah pengunjuk rasa, termasuk di dalamnya petugas medis terluka karena serangan polisi.
Seorang perawat bernama Stephen mengatakan tindakan polisi kerap mengganggu, bahkan di rumah sakit sekalipun. Dikatakannya polisi bahkan sering datang dan berdiri di luar bangsal untuk mencari pengunjuk rasa.
"Kadang mereka membawa senjata dan senjata. Para pasien menjadi takut. Ini bukan praktek yang baik," ujarnya dikutip dari Reuters.
"para pemrotes mengalami cedera. Pencarian ini harus dilakukan setelah mereka sembuh,".
Polisi menyangkal tuduhan tersebut. Aparat mengatakan hanya melakukan tindakan semestinya untuk meredam demonstrasi.
Pendemo Hong Kong kini meminta adanya jaminan demokrasi di negara tersebut. Sebelumnya Hong Kong merupakan bagian dari Inggris dan kembali ke China tahun 1997.
Sementara itu pekan lalu, beredar kabar China segera akan mengganti Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam. Perempuan itu dikatakan tidak becus mengurusi Hong Kong.
Penggantian sedang digodok dan kemungkinan dilakukan Maret. Namun hal ini langsung dibantah China.
(sef/sef)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2JoAMJc
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment