Friday, October 25, 2019

Temuan KNKT Ini Jadi Kejutan Soal Jatuhnya Lion JT-610

Jakarta, CNBC Indonesia - Adanya permasalahan pada sensor Angle of Attack (AOA) berkontribusi menyebabkan kecelakaan Lion JT-610, 28 Oktober 2018 silam. Indikator AOA Disagree (sensor pesawat dalam bahaya) tidak tersedia di pesawat Boeing 737-8 MAX.

Hal ini berakibat tidak munculnya informasi penerbangan terkait sudut AOA yang berbeda antara kiri-kanan pesawat, sehingga tidak dicatat oleh pilot. Yang akhirnya menyebabkan teknisi tidak dapat mengidentifikasi kerusakan sensor AOA.

Adapun sensor AOA pengganti mengalami kesalahan kalibrasi yang tidak terdeteksi pada saat perbaikan sebelumnya. Ketua Sub Komite Investigasi Penerbangan Nurcahyo Utomo mengatakan, sensor AOA yang terpasang pada pesawat nahas ini sebelumnya pernah rusak ketika dipakai Malindo Air.

"AOA sensor yang terpasang ini sebelumnya dipasang di pesawat Malindo yang mengalami kerusakan," ungkapnya, di kantor KNKT, Jumat (25/10/2019).

Dia bilang, sensor AOA sebelah kiri mengalami deviasi sebesar 21 derajat. Hal tersebut tidak terdeteksi pada saat diuji setelah dipasang.

Deviasi ini berdampak pada perbedaan penunjukan ketinggian dan kecepatan antara instrumen kiri dan kanan di cockpit, juga mengaktifkan stick shaker dan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta.

Investigator KNKT Ony Soerjo Wibowo menambahkan bahwa sensor AOA tersebut, sebelumnya pernah diperbaiki di sebuah bengkel pesawat di Florida, Amerika Serikat (AS). Dalam perbaikan sensor AOA ini, terdapat tata cara dan peralatan yang dibutuhkan, sesuai buku panduan.

"Pihak Amerika mengerjakan tidak menggunakan alat yang direkomendasikan oleh manufaktur. Tapi bisa dipakai dan sah. Cuma ada kelemahannya," bebernya.

"Kalau switch satu saja akan menyebabkan kalibrasinya bermasalah. Inilah yang kita sangka terjadi. Karena ketika kita uji kembali, ketika dicoba switch-nya sengaja sengaja disalahin, benar nggak ada mis-kalibrasi, ternyata benar (ada miskalibrasi)," lanjut dia.

Kendati demikian, pada akhirnya sensor AOA yang sudah diperbaiki tersebut dikirim ke Indonesia pada Oktober 2017. Sejak saat itu, sensor AOA ini tersimpan di gudang bengkel pesawat milik Lion Air Group di Batam.

"Disimpan di gudang, lama. Karena di Denpasar butuh, ambi lah untuk dipasang di PK-LQP. Tanggal 28 Oktober. 2018, sebelum terbang ke Jakarta," bebernya.

Fase-fase menjelang kecelakaan Lion JT-610 pada 28 Oktober 2018, dapat disusur dari kejadian saat pilot melaporkan adanya gangguan pada kendali pesawat, indikator ketinggian, dan indikator kecepatan. Kerusakan indikator kecepatan dan ketinggian pesawat tersebut terjadi pertama kali pada 26 Oktober 2018 dalam penerbangan dari Tianjin, China ke Manado.

Setelah beberapa kali perbaikan pada kerusakan yang berulang, pada tanggal 28 Oktober 2018, Angle of Attack (AOA) sensor kiri diganti di Denpasar, Bali. AOA inilah yang diambil dari gudang bengkel di Batam.

Catatan: Pihak Lion Air belum diminta tanggapan soal temuan KNKT ini. (hoi/hoi)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/33YPb6P
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment