Sunday, October 27, 2019

Masih Berkilau, Harga Emas Bakal Meroket Sebulan ke Depan!

Jakarta,CNBC Indonesia - Harga emas secara global mulai stabil pada penutupan hari Jumat, seiring kenaikan bursa Wall Street dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) setelah Washington mengatakan bahwa hampir menyelesaikan kesepakatan dagang tahap pertama dengan China.

Sebelumnya harga emas sempat terbang lantaran sentimen pemangkasan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve. Selain itu, kecemasan akan terjadinya resesi secara global masih membuat harga emas berkilau karena emas dianggap sebagai instrumen pengaman harta (safe haven) karena nilainya yang stabil.

Harga emas dunia, pada Jumat (25/10/2019) ditutup pada harga US$ 1.504,30/Troy ounce atau naik tipis 0.07%. Secara teknikal, harga emas masih cenderung naik secara jangka pendek karena masih bergerak di atas rata-rata nilainya dalam lima hari hari terakhir (moving average/MA5/MA20).


Sejak pertengahan bulan Agustus, tren harganya bergerak menyamping (sideways), dengan penghalang kenaikan harga (resistance level) pada US$ 1.522/Troy ounce, dan penahan koreksi harga (support level) pada US$ 1.493/Troy ounce.

Ada potensi harganya akan naik menguji level US$ 1.522/Troy ounce dalam satu hingga tiga minggu ke depan karena belum menyentuh level jenuh belinya (overbought), hal ini didasarkan pada indikator teknikal yang bersifat momentum yakni Stochastic Slow (SS).

Harga Emas di Tingkat Global Kembali Berpotensi Menguat

Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia, Refinitiv

Pada minggu depan, pelaku pasar secara global akan dihadapkan pada sentimen kebijakan suku bunga terbaru Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dalam pertemuan yang bernama The Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan diadakan tanggal 29-30 Oktober.

Menurut lembaga pengelola derivative terkemukan yakni CME group, probabilitas the Fed memangkas suku bunga sebanyak 25 basis poin menjadi 1,5%-1,75% berada di angka 93,5%. Angka tersebut didasarkan pada Fed Fund futures CME group tersebut.

Jika suku bunga bank sentral AS atau Fed Fund Rate (FFR) tersebut benar-benar dipangkas, maka dampaknya akan melemahkan mata uang Dolar AS dan membuat harga emas akan kembali terbang. Perlu diketahui bahwa standar menilai harga emas di pasar global menggunakan Dolar AS, dengan satuannya Troy ounce.

Sentimen lain yang tidak kalah pentingnya berasal dari Eropa, yakni proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (BREXIT) yang sejatinya akan jatuh tempo pada hari Kamis depan (31/10/2019). Melihat dari kesepakatan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dengan Uni Eropa yang ditolak oleh Parlemen Inggris, sepertinya prosesnya masih akan berlarut-larut.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(yam/gus)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/2JmZXvG
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment