Peneliti INDEF Ariyo Irhamna mengatakan startup lokal yang dibanggakan oleh pemerintah nyatanya mayoritas sahamnya sudah dikuasai asing sekalipun masing ada yang dimiliki investor dalam negeri.
![]() |
"Namun saya yakin cepat atau lambat akan dikuasai oleh investor asing," ujarnya dalam diskusi "Polemik Investasi Asing di Startup Unicorn, Minggu ( 4/8/2019).
Ariyo menambahkan salah satu penyebab saham startup lokal banyak dikuasai asing adalah aspek market size (ukuran pasar) yang besar dan sumber pembiayaan investasi pada startup berasal dari venture capital yang saat ini belum berkembang pesar di Indonesia. Hal ini membuat banyak startup lokal mendapat pembiayaan dari asing.
"Sayangnya tren perkembangan startup di Indonesia tidak direspons oleh pemerintah dengan tepat. Dampak banyaknya investasi asing di Indonesia yang masuk justru menambah barang impor, sebab praktik investasinya lebih didominasi untuk 'membuka toko' di dalam negeri bukan produksi atau ekspor," tambahnya.Asal tahu saja ada empat startup unicorn di Indonesia. Yakni, Tokopedia dan Bukalapak (e-commerce), Gojek (ride-hailing) serta Traveloka (online travel agent). Unicorn adalah status bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar.
Peneliti INDEF lainnya Bhima Yudistira menambahkandana asing yang mengalir ke unicorn punya beberapa kepentingan yang mesti dicermati. Pertama, integrasi horizontal yakni startup di indonesia digunakan sebagai rantai pasok produk perusahaan lain.
"Misalnya startup unicorn ecommerce digunakan untk memasarkan produk Taobao, Alibaba dari China. Integrasi juga termasuk outsourcing SDM IT atau high skilled ke perusahaan afiliasi investor," ujar Bhima Yudistira.
Kedua, mendorong dibentuknya agregator untuk menyerap dan memfasilitasi produk produk umkm yang akan dipasarkan ke marketplace. Fungsi agregator meliputi logistik, quality control dan pendampingan.
Ketiga, ketergantungan konsumsi pada layanan yg disuntik oleh investor asing. Di transportasi online, kedua operator melakukan promosi dan diskon tak berkesudahan. Bahkan ada yg berani beri 90% diskon dan/atau cashback. "
"Tujuannya agar menciptakan dinding penghalang bagi kompetitor (entry barrier). Jika marketshare sudah mereka kuasai, konsumen tidak ada pilihan lain kecuali memakai produk startup tadi. Iklim Persaingan usaha yg sehat bisa rusak," terang Bhima Yudistira.
Keempat, pemanfaatan data pribadi untk pemasaran atau market intelligences. Dgn gunakan big data mereka bisa petakan prilaku konsumen indonesia untk memasarkan produk dari perusahaan lain yg terafiliasi.
Simak video tentang geliat investor asing di startup unicorn Indonesia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2LZErA9
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment