Tuesday, August 20, 2019

Gedung Putih Bantah Stimulus, Wall Street Dibuka Terjerembab

Jakarta, CNBC Indonesia-Bursa saham Amerika Serikat (AS) terpeleset ke jalur merah pada pembukaan perdagangan Selasa (20/8/2019) setelah pemerintah AS membantah menyiapkan stimulus untuk mencegah resesi.Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) dibuka melemah 0,1% (26,3 poin) pada sesi pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) sebelum kemudian kian terpuruk menjadi 0,2% (59,85 poin) selang setengah jam kemudian ke 26.075,94.Indeks Nasdaq tertekan 0,3% (23,91 poin) ke 7.978,57 sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,46% atau 13,47 poin ke 2.910,19 yang menjadi sinyal bahwa investor memikirkan kembali kuat-tidaknya landasan atas lonjakan yang diraih pada Senin.

Home Depot melaporkan perolehan laba di atas ekspektasi, sehingga sahamnya naik 1% di sesi pra-pembukaan. Namun, palat rumah tangga itu mengingatkan bahwa perang dagang bakal memukul belanja konsumen sehingga perseroan memangkas target pendapatan tahun ini.

Di tengah belum adanya kejelasan ujung perang dagang, investor kembali menduga-duga arah prospek ekonomi AS setelah The Washington Post dan New York Times melaporkan bahwa pemerintaan Trump berencana memangkas pajak penghasilan pribadi untuk memitigasi perlambatan ekonomi.Namun, juru bicara Gedung Putih merilis pernyataan resmi yang menampik laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa pemangkasan PPh tersebut "bukan sesuatu yang dipertimbangkan pada saat ini."Chief investment strategist The Leuthold Group Jim Paulsen mengatakan kekhawatiran seputar prospek ekonomi menguat karena kekhawatiran bahwa kebijakan ekonomi klasik kian aus untuk mengatasi persoalan sekarang."Kebijakan ekonomi tidak berdampak segera. Mereka memiliki tenggat yang bervariasi sebelum memengaruhi karakter ekonomi. Secara rata-rata, mayoritas kebijakan ekonomi perlu setahun untuk berdampak secara kasat mata," tulis Paulsen dalam laporan yang dikutip CNBC International.Pelaku usaha mengkhawatirkan prospek ekononi global menyusul perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, AS dan China. Pelaku pasar kini mencermati catatan rapat the Federal Reserve dari pertemuan Juli. Bank sentral AS tersebut memangkas 25 basis poin bulan lalu, dengan menyebutkan "perkembangan global" dan "inflasi yang jinak" sebagai basis diambilnya kebijakan tersebut. Catatan The Fed dijadwalkan untuk dirilis pada Rabu pukul 14.00 waktu setempat.TIM RISET CNBC INDONESIA (ags/ags)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/2KUfhjr
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment