Sunday, October 20, 2019

Besok Jokowi Umumkan Kabinet, IHSG Tancap Gas atau K.O?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditransaksikan bervariasi pada pekan ini. Sepanjang pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,41%, rupiah melemah 0,11% di pasar spot, dan imbal hasil (yield) obligasi terbitan pemerintah Indonesia tenor 10 tahun turun 11,8 bps.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Pada pekan depan, perdagangan dipastikan tak akan berlangsung dengan mudah. Ada cukup banyak sentimen dari dalam dan luar negeri yang bisa menghantui benak investor. Tim Riset CNBC Indonesia merangkum sentimen-sentimen yang dimaksud.

Sentimen pertama adalah seputar pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada hari ini, Minggu (20/10/2019), Jokowi resmi mengemban periode keduanya sebagai presiden pasca dilantik di Gedung MPR/DPR RI. Ditemani wakilnya yang baru yakni Ma'ruf Amin, Jokowi akan kembali menjadi nahkoda Indonesia selama lima tahun ke depan.

Pada hari ini, Jokowi mengatakan bahwa pengumuman terkait kabinet yang akan mendampinginya di periode dua akan dilakukan besok pagi, Senin (21/10/2019).

Jokowi memberikan bocoran bahwa kabinet barunya akan diramaikan oleh wajah-wajah baru. Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan keterangan pers sebelum bertolak ke Gedung MPR/DPR RI untuk dilantik.

"Besok dilihat. [...] Masih banyak [muka lama], tapi yang baru lebih banyak," kata Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Pengumuman susunan kabinet oleh Jokowi berpotensi besar mengerek pasar keuangan tanah air, setidaknya dalam jangka pendek. Sejauh ini, ada satu nama yang begitu diinginkan pelaku pasar untuk kembali dibawa oleh Jokowi ke periode dua, yakni Sri Mulyani Indrawati yang dalam periode satu Jokowi menjabat sebagai menteri keuangan.

Pelaku pasar yang merupakan CEO sebuah lembaga pemeringkat internasional mengatakan bahwa Sri Mulyani sudah pas ditempatnya dan ada baiknya dipertahankan sebagai Menteri Keuangan.

"Dua jempol untuk Sri Mulyani bisa menjaga stabilitas fiskal dan makro secara baik di tengah gempuran ketidakstabilan kondisi ekonomi global," tuturnya.

Sementara itu, kalangan bankir berpendapat sama.

"Sri Mulyani mengetahui dengan pasti kondisi keuangan negara dan tak ada lagi yang bisa menggantikannya untuk saat ini," terang salah seorang bankir senior.

Tim Riset CNBC Indonesia juga berpendapat bahwa Sri Mulyani merupakan salah satu menteri yang wajib dipertahankan oleh Jokowi.

Sepanjang periode satu pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani mengambil keputusan yang berani dengan meningkatkan utang dalam jumlah yang besar guna membiayai pembangunan. Hal ini dilakukannya guna mengompensasi penerimaan negara yang relatif lemah lantaran perekonomian global sedang melambat.

Tambahan utang di era Jokowi yang begitu pesat banyak dialokasikan untuk membangun infrastruktur, sebuah faktor yang sangat krusial dalam memajukan sebuah perekonomian. 

Walaupun secara gencar menambah utang, Sri Mulyani tetap tidak melupakan yang namanya prinsip kehati-hatian. Semenjak kembali ke Indonesia untuk menjadi menteri keuangan di pemerintahan Jokowi, defisit fiskal selalu dijaga di level yang rendah. 

Jika susunan kabinet terbaru dari Jokowi sesuai dengan ekspektasi, maka tentu ada peluang bahwa pasar keuangan tanah air akan bergerak naik. Sebaliknya, jika posisi-posisi penting justru malah dialokasikan kepada politisi dan bukan profesional, aksi jual bisa menerpa pasar keuangan Indonesia.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Perang Dagang AS-China Hingga Suku Bunga Acuan BI Ikut Jadi Penentu


(ank/ank)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/35M6gmh
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment