Thursday, October 24, 2019

Emiten Panen Laba tapi Data Memburuk, Bursa AS Dibuka Berayun

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada Kamis (24/10/2019) setelah Microsoft dan Tesla membukukan kinerja positif hingga mengangkat sentimen pelaku pasar, meski tidak bertahan lama.

Kinerja positif para emiten AS tersebut hanya mampu mengubur sentimen negatif yang muncul dari seisi ekonomi makro pada sesi awal. Wall Street lantas berbalik merah karena pemesanan barang tahan lama (durable goods) AS per September turun 1,1%, menjadi koreksi terbesar dalam empat bulan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 67 poin (0,3%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), tapi berbalik anjlok 69,76 poin (-0,26%) ke 26.764,19 selang 30 menit kemudian. Indeks Nasdaq masih naik 29,22 poin (0,36%) ke 8.150,19 sementara indeks S&P 500 bertambah 0,47 poin (0,02%) ke 3.004,84.

Microsoft mencatat laba bersih per saham (earnings per share/EPS) senilai US$ 1,38 dengan pendapatan US$ 33,06 miliar pada kuartal III-2019. Polling Refinitiv menyebutkan bahwa analis mengekspektasikan EPS hanya US$ 1,25 per unit dari pendapatan US$ 32,23 miliar. Bisnis komputasi awan menjadi penopang kinerja positif itu dengan tumbuh 59% secara tahunan.

"Microsoft menunjukkan kekuatannya dengan tanpa cela dan yang terpenting memberikan target capaian Desember yang lebih tinggi dari ekspektasi," tulis Dan Ives, analis Wedbush Securities dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

Harga saham Tesla melonjak lebih dari 19% setelah produsen mobil listrik ini membukukan laba yang mengejutkan, sementara perseroan mengumumkan bahwa pabrik barunya di Shanghai siap berproduksi.

Comcast, Dow Inc. dan PayPal juga membukukan kinerja di atas ekspektasi analis. Sayangnya, Twitter, justru membukukan laba yang mengecewakan sehingga harga sahamnya anjlok sekitar 20%.

Sejauh ini, Factset melaporkan bahwa baru 31% emiten konstituen S&P 500 yang telah merilis neraca keuangannya, dengan 80% di antaranya mengalahkan ekspektasi pasar. Amazon, Intel dan Visa dijadwalkan melaporkan kienrjanya setelah penutupan pasar sore waktu setempat.

"Sejauh ini laba bersih secara umum didukung pertumbuhan yang lebih jauh dan sejumlah sektor yang berpotensi menjadi 'ladang ranjau' mampu melaju dengan sukses," ujar Michael Shaoul, CEO Marketfield Asset Management, dalam laporan risetnya.

Namun, perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump terhadap China menjadi pemicu turunnya aktivitas manufaktur global, sehingga menekan pemesanan barang tahan lama di AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/2W8GrYW
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment