Namun, dari beberapa contoh pemindahan Ibu Kota negara, Menteri PPN/Kepala Bappenas mengungkapkan ketertarikan pada Ibu Kota Brasil, Brasilia. Brasil sebelumnya pada 1961 memindahkan Ibu Kota dari Rio de Janeiro ke Brasilia.
Rio de Janeiro saat itu dianggap sama dengan kondisi Jakarta yang padat penduduk saat ini.
"Brasilia punya pola pemindahan yang kira-kira mirip dengan kita, yaitu pertama memindahkan dari Rio de Janeiro yang waktu itu kota terpadat dan pusat segalanya di Brasil dan pindah ke Brasilia yang lokasinya tanah kosong, terletak di Amazon yang berarti di tengah-tengah Brasil," kata Bambang saat acara Youth Talk: Yuk Pindah Ibu Kota di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (20/8/2018).
Desain Ibu Kota Indonesia yang barunantinya adalah kota baru. Brasilia juga dianggap mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar lokasi sampai menjadi kota terbesar di Bras
il.Selain itu, Brasilia juga mampu strategis dan mampu menjangkau jarak antar wilayah di negara tersebut. Hal ini kemudian dianggap cocok untuk Indonesia agar Ibu Kota baru nantinya dapat menjangkau daerah-daerah dari barat hingga ke timur.
"Brazil itu negara besar sehingga jangkauan ke Amazon itu jauh sekali. Dan dibangunlah Brasilia. Sekarang Brasilia yang awalnya didesain untuk 500.000 orang menjadi kota dengan penduduk kira-kira 3.000.000 orang, menjadi kota terbesar di Brasil dan menjadi pusat pertumbuhan di wilayah Amazon," kata Bambang.
Untuk lokasi Ibu Kota Indonesia yang baru, Bambang memberikaan isyarat bahwa lokasinya berada di tengah Indonesia. Jika merujuk peta maka pulau di antara Selat Makassar, Kalimantan dan Sulawesi Barat menjadi pilihannya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya pada pidato kenegaraan di hadapan anggota parlemen sempat meminta izin pemindahan Ibu Kota yang direncanakan berlokasi di Kalimantan. (hoi/hoi)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2KLLTgx
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment