Merespons kebijakan tersebut, saham dua emiten yang menjadi pemimpin industri rokok di bursa tersebut amblas. Penutupan perdagangan hari ini saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) anjlok 18,21% menjadi Rp 2.290/unit saham, sedangkan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) amblas 20,64% ke level Rp 54.600/unit.
Adapun investor asing terlihat melepas saham andalan sektor konsumer tersebut dengan sangat getol. Pada saham HMSP, asing melepas sebanyak Rp 132 miliar di pasar reguler, sedangkan saham GGRM dilepas lebih banyak lagi mencapai Rp 416 miliar di pasar yang sama.
Secara teknikal, kedua saham tersebut sedang mengalami tren penurunan harga seperti yang tergambar pada pada grafik harganya. Hal ini terlihat dari kinerjanya yang bisa dibilang sangat payah, sejak awal tahun saham HMSP anjlok harga 38,2%, sedangkan GGRM merosot 33,8%.
Baik tren jangka pendek maupun panjang, tren saham rokok tersebut sedang mengalami tekanan, yang terlihat dari harganya di mana bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 5 & 200 hari terakhirnya (moving average/MA5/MA200).
Ada potensi saham HMSP kembali turun menguji level Rp 2.100/saham pada minggu ini, level tersebut merupakan penghalang penurunan (support level) terdekatnya. Sedangkan penghalang kenaikannya (resistance level) akan dibatasi pada Rp 2.380/saham.
Sedangkan saham GGRM juga masih berpotensi mengalami koreksi, yakni menguji level Rp 52.500/saham sebagai level support harganya. Sedangkan resistance levelnya dibatasi pada harga Rp 59.000/saham juga pada minggu ini.
![]() |
Selain itu Darmin juga menyebut ada tiga alasan alasan objektif di balik kenaikan cukai rokok. Pertama yakni pemerintah ingin menurunkan tingkat konsumsi rokok, yang kedua, kenaikan cukai rokok juga dinilai dapat meningkatkan penerimaan negara. Ketiga, yakni urusan kesempatan kerja.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2I8pZ5m
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment