Menyandang status sebagai aset aman atau safe haven, para investor banyak mengalihkan investasinya ke emas akibat tingginya ketidakpastian yang menyelimuti pasar finansial. Pada perdagangan Rabu (7/8/2019) pukul 09:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melesat 1,13% ke level US$ 1.501/troy ons (Rp 675.691/gram).
Sebenarnya ada harapan AS-China berbaikan. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan AS tetap menantikan kedatangan delegasi China untuk berunding di Washington, awal bulan depan.
"Beliau (Presiden AS Donald Trump) ingin membuat kesepakatan dan melanjutkan negosiasi. Harus ada dua orang untuk menari tango," kata Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih.
Bahkan Kudlow mengungkapkan AS siap untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog dagang dengan China membuahkan hasil yang memuaskan. "Situasi bisa berubah mengenai kebijakan bea masuk. Bapak Presiden terbuka terhadap perubahan, jika pembicaraan dengan China positif," paparnya.
Namun, sepertinya AS masih menari tango sendiri, China belum merespon niat baik tersebut. Malah Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) kembali menentapkan nilai tengah yuan lebih lemah dari sebelumnya.
PBoC hari ini menetapkan kurs yuan di level 6,9996/US$ sedikit di bawah level 7/US$. Namun lagi-lagi mekanisme pasar membuat kurs yuan kembali ke atas 7/US$.
Belum lagi melihat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang kembali diprediksi akan agresif dalam memangkas suku bunga di tahun ini akibat eskalasi perang dagang yang bisa menyeret perekonomian AS melambat lebih dalam. Data dari piranti FedWatch milik CME Group siang ini menunjukkan probabilitas suku bunga acuan Negeri Paman Sam turun 25 basis poin (bps) pada September mencapai 76,5%.
Grafik: Probabilitas Suku Bunga The Fed Bulan Desember
Sumber: CME Group |
Data dari FedWatch tersebut menunjukkan pelaku pasar sangat yakin The Fed akan kembali memangkas pada bulan depan, dan ada peluang cukup besar Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali lagi di sisa tahun ini. Tahun ini, The Fed diprediksi memangkas suku bunga sebanyak empat kali.
Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi emas. Logam mulia merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.
Selain itu penurunan suku bunga yang agresif tentunya membuat dolar AS melemah. Kala greenback loyo, permintaan emas tentunya bisa meningkat. Emas yang dibanderol dengan dolar AS, jika mata uang ini melemah maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(pap/pap)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2KuhOAG
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment