Pada pukul 17:28 WIB, riyal diperdagangkan di kisaran Rp 3.732 atau menguat 0,16% di pasar spot, melansir data Refintiv.
Riyal sebelumnya melemah dalam lima pekan beruntun hingga menyentuh level terlemah satu tahun pada Rp 3.702 yang disentuh pada Jumat (19/7/19) lalu. Selama periode itu, total depresiasi riyal mencapai 2,72% sehingga memicu aksi ambil untung (profit taking) dan wajar jika riyal berhasil mencatat penguatan mingguan sebesar 0,48%.
Harga minyak mentah yang kembali menguat hari ini memberikan sentimen positif bagi riyal. Terpantau minyak jenis Brent naik 0,82% dan jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 0,95%. Emas hitam ini juga menuju penguatan mingguan yang tentunya sejalan dengan riyal.
Ketegangan di Selat Hormuz antara Iran dengan pihak Barat masih menjadi penopang utama kenaikan harga minyak mentah. Jalur distribusi minyak akan tergantung akibat berlarut-larutnya tensi panas di kawasan tersebut.
Perekonomian Arab Saudi mengandalkan ekspor minyak mentah, kenaikan harga emas hitam ini akan berdampak positif bagi mata uangnya, sebaliknya jika turun berdampak negatif.
Riyal boleh unggul di pekan ini, tetapi tetap saja rupiah masih superior sepanjang bulan Juli. Berikut tabel pergerakan riyal melawan rupiah di pasar spot berdasarkan data Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2YjfZ2z
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment