Pelemahan IHSG di awal perdagangan disebabkan pengaruh faktor global ketika Presiden AS Donald Trump menyerang China dengan mengatakan bahwa China agar tidak menunggu masa jabatan pertamanya selesai untuk membuat kesepakatan perdagangan.
Jika ia memenangkan Pemilu Presiden AS bulan November 2020, hasilnya mungkin bukan kesepakatan tetapi ada kemungkinan yang lebih buruk.
"Masalah dengan mereka menunggu ... adalah bahwa jika dan ketika saya menang, kesepakatan yang mereka dapatkan akan jauh lebih sulit daripada apa yang kita negosiasikan sekarang ... atau tidak ada kesepakatan sama sekali," kata Trump dalam sebuah postingannya di Twitter.
Akibat sentimen negatif tersebut, IHSG menyentuh level terendahnya hari ini pada level 6.349 pukul 10:39 WIB. Setelah itu pelemahannya semakin menipis seiring dengan penurunan suku bunga penjaminan untuk bank umum dengan simpanan rupiah sebesar 25 basis poin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada pukul 11:00 WIB.
LPS menetapkan bunga penjaminan untuk bank umum turun 25 basis poin dari 7% menjadi 6,75%, sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebesar turun menjadi 9,25% dari 9,50%.
Adapun bunga penjaminan dalam valuta asing (valas) tetap dipertahankan di level 2,25% untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik, mengingat transaksi berjalan (current account) yang masih defisit.
Penurunan suku bunga LPS akan meringankan biaya dana (cost of fund) dari masyarakat dalam rangka penyaluran kredit perbankan, sehingga pendapatan bank dapat tumbuh lebih maksimal karena bunga kredit berpotensi dikerek turun.
Meski dihinggapi sentimen positif, IHSG sesi I masih terkoreksi 0,26% pada level 6.360. Secara perlahan tapi pasti IHSG terangkat dari zona merah ke zona hijau akibat sentimen penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) pagi dini hari nanti.
Mengutip situs resmi CME Group pada pukul 17:29 WIB, probabilitas pemangkasan suku bunga acuan the Fed sebesar 25 bps sebesar 78,1%. Adapun probabilitas dari pemangkasan suku bunga sebanyak 50 bps akan menjadi kejutan, tetapi kemungkinannya kecil karena hanya 21,9%.
IHSG akhirnya ditutup pada zona hijau dengan volume perdagangan yang meningkat. Total nilai transaksi hari ini sebesar Rp 11,6 triliun, jauh lebih besar dari transaksi kemarin yang hanya Rp 8,7 triliun. Penguatan IHSG disertai peningkatan volume menandakan gairah pelaku pasar naik untuk membeli saham.
Secara teknikal, IHSG menunjukkan potensi penguatan karena kembali mencoba kembali bergerak di atas rata-rata level nilainya dalam 5 hari terakhir (moving average/MA5). Selain itu, terbentuknya pola lilin putih (white candle) menandakan kontinuitas IHSG pada tren kenaikannya (uptrend).
Ruang penguatannya pun masih terbuka jika dilihat dari momentumnya, indeks terlihat belum memasuki level jenuh belinya (overbought) menurut indikator teknikal Stochastic Slow.
Sumber: Refinitiv
|
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga, IHSG Bakal Menguat
(yam/tas)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2OqrS2D
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment