"Masih dalam pembahasan karena 3-4 opsi itu sangat ditentukan oleh masing-masing dasar penghitungan pertamina maupun Chevron. SKK akan menengahi," kata Dwi usai Pembukaan Konferensi Pers Gas Indonesia Summit & Exhibition di JCC, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya akan mengecek dasar-dasar penghitungan kedua pihak. Termasuk mengecek masing-masing data sudah benar atau belum. Jika data yang masuk salah maka keduanya akan melakukan penghitungan yang berbeda juga.
"SKK akan berada di tengah untuk mengecek masing-masing. Setelah itu silakan masing-masing ambil keputusan win-win solution seperti apa," ungkapnya.
Menurutnya, SKK Migas tidak bisa tidak mengarahkan pada win-win solution bagi Pertamina ataupun Chevron. Sebab, transisi ini sangat penting untuk mempertahankan produksi yang sudah ada di kontraktor.
Ini, kata dia, yang akan menjadi tantangan bagi semuanya. Termasuk bagi Pertamina yang akan mengoperasikan. "SKK berkepentingan bagaimana produksi lifting seoptimum mungkin. Jangan sampai terjadi seperti Mahakam," ujar Dwi.
Waktu dua tahun lagi dirasa cukup oleh Dwi Soetjipto untuk mempersiapkan semuanya. Diharapkan proses transisi bisa selesai dalam 2 tahun.
Foto: infografis/Bye Rokan, Cepu Kini Jadi Blok Tersubur di RI!/Aristya Rahadian Krisabella
|
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2YgC2aW
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment