Monday, July 29, 2019

Conoco-Pertamina Giliran di Blok Corridor, Ini Kata SKK Migas

Jakarta, CNBC Indonesia- Masih banyak yang bertanya-tanya soal skema pengelolaan blok Corridor yang diputuskan oleh pemerintah pada pekan lalu.

Skema pengelolaan blok Corridor memang tak biasa, blok gas terbesar kedua di Indonesia akan dikelola secara bergantian oleh dua kontraktor. Yakni ChonocoPhillips yang merupakan kontraktor eksisting, dan PT Pertamina (Persero) yang akan mengelola mulai 2026.

Blok Corridor saat ini masih dikelola oleh Conocophillips 54%, Pertamina 10%, dan Repsol 36%. Pada 2023, kontrak akan berakhir dan komposisi saham berubah menjadi Conocophillips 46%, Pertamina 30%, Repsol 24%. Pertamina pun mulai jadi pada 2026, setelah transisi dan dikendalikan lebih dulu oleh Cononoc tiga tahun pasca-kontrak berakhir.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Sutjipto mengatakan skema tersebut adalah yang terbaik, yakni dengan membentuk konsorsium. Pengelolaan tidak diberikan langsung ke Pertamina untuk menjaga produksi saat transisi.

"Pengalaman-pengalaman kita bagaimana transisi dikelola dengan baik agar tidak turun produksi lifting yang kita alami saat ini," jelas Dwi, saat berbincang di SKK Migas, Senin (29/7/2019).

Skema di Corridor ini sangat penting untuk pertahankan produksi dan lifting secara optimal. Meski begitu, pemerintah juga memberi perhatian terhadap nasib Pertamina dengan menaikkan 3 kali saham mereka di blok tersebut.

Kemudian dari sisi operator, juga diperhatikan untuk masa transisinya sehingga usai perpanjangan Pertamina bisa mengelola dan mengambil alih blok sebagai operator. "Ini penting sekali untuk kesiapan Pertamina ke depan, dari segi investasi dan transisi untuk jadi operator (gus)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2LPmtjI
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment