Penguatan indeks sudah terlihat kala perdagangan dibuka menguat 0,12%, 12 menit kemudian IHSG mencapai level tertingginya pada level 6.412, penguatannya tidak berlanjut lagi karena investor asing masih melakukan aksi jual (net sell).
Setelah itu, IHSG berangsur-angsur bergerak turun namun tidak sampai masuk zona merah, sesi I pun ditutup dengan penguatan 0,24% pada level 6.400. Selepas jeda istirahat, IHSG bergerak mendatar (sideways) karena minimnya sentimen positif yang dapat membuat katalis penguatan IHSG.
IHSG pun ditutup di zona hijau pada akhir perdagangan dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 9,25 triliun, lebih besar dibandingkan transaksi kemarin pada angka Rp 8,8 triliun. Investor asing melakukan net sell senilai Rp 375 miliar di pasar reguler.
Beberapa saham yang dijual asing antara lain: PT Bank Mandiri/BMRI (Rp 135 miliar), PT Bank Negara Indonesia/BBNI (Rp 72 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia/TLKM (Rp 57 miliar), PT Semen Indonesia/SMGR (Rp 31 miliar), dan PT Unilever Indonesia/UNVR (Rp 26 miliar).
Secara teknikal, IHSG bergerak mengikuti tren jangka menengahnya yaitu bergerak naik (uptrend). Meski demikian fluktuasi diperkirakan masih akan terjadi yang terlihat dari posisinya yang bergerak di dekat garis rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average five/MA5).
Terbentuknya pola lilin putih pendek (short white candle) memberikan sinyal akan penguatan IHSG pada esok hari.
Secara momentum, indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) dan indikator stochastic slow berada pada posisi netral, sehingga ruang penguatan IHSG sebenarnya masih ada ditengah fluktuasi yang ada.
Sumber: Refinitiv
|
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2SFQ13H
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment