Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia.com milik Antam hari ini (25/7/19), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram turun menjadi Rp 65,3 juta dari harga kemarin Rp 65,9 juta per batang.
Penurunan harga emas Antam mengikuti pelemahan harga emas di pasar spot global. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang diprediksi tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga acunannya membuat harga emas spot melemah.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa memiliki harga jual berbeda.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga turun menjadi Rp 631.000 per gram dari Rp 637.000 per gram kemarin. Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Prediksi The Fed tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga terjadi setelah European Central Bank (ECB) yang tidak terlalu dovish saat mengumumkan kebijakan moneter Kamis kemarin.
Kondisi ekonomi zona euro menunjukkan pelambatan yang signifikan, sektor aktivitas sektor konstruksinya mengalami kontraksi terdalam sejak Desember 2012. Kontraksi juga terjadi dalam enam bulan beruntun. Belum lagi inflasi yang menunjukkan pelambatan pertumbuhan, tetapi ECB terlihat tidak akan terlalu agresif.
Pelonggaran moneter ECB kemungkinan akan berlaku hanya sembilan bulan jika suku bunga dipangkas pada bulan September nanti. Hal tersebut tersirat dari statement ECB yang menyatakan suku bunga masih akan ditahan di level saat ini atau lebih rendah sampai semester I 2020. Ini berarti jika perekonomian zona euro membaik, dan inflasi mulai meningkat, ECB kemungkinan akan menaikkan suku bunga di semester-II 2020.
Jika ECB dengan ekonomi zona euro yang lesu saja tidak terlalu agresif, apalagi The Fed dengan kinerja ekonomi AS yang masih lumayan. Data terbaru bahkan menunjukkan peluang pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) AS lebih tinggi dari prediksi.
Departemen Perdagangan AS melaporkan data pesanan barang tahan lama di bulan Juni naik 2% dari bulan sebelumnya yang turun 2,3%. Sementara pesanan barang tahan inti (yang tidak memasukkan sektor transportasi dalam perhitungan) tumbuh 1,2% dari bulan sebelumnya yang naik 0,4%.
Pesanan barang tahan lama ini menghitung jumlah produk terpesan yang memiliki umur ekonomis lebih dari 3 tahun. Bahkan kategori barang investasi untuk dunia usaha mencatat kenaikan sebesar 1,9%, menjadi yang terbesar dalam empat bulan terakhir.
Sampai saat ini pelaku pasar masih melihat peluang The Fed memangkas suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing 25 bps di tahun ini, berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group. Hal itu masih menjaga kinerja emas tidak turun lebih dalam.
Emas merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2YmXFl7
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment