Thursday, July 25, 2019

Di Kurs Tengah BI dan Spot, Rupiah di Level Rp 14.000/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Seperti halnya di perdagangan pasar spot, dolar AS sudah berada di kisaran Rp 14.000. Pada Jumat (26/7/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.001. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Sementara di pasar spot, rupiah juga melemah di hadapan dolar AS. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.000 di mana rupiah melemah 0,18%. Kala pembukaan pasar, rupiah melemah 0,11% dan dolar AS masih di bawah Rp 14.000. Namun seiring perjalanan, rupiah semakin lemah. 
Apa mau dikata, dolar AS memang sedang perkasa. Di Asia, greenback menguat terhadap hampir seluruh mata uang utama. Hanya yen Jepang dan dolar Taiwan yang masih mampu selamat. Baht Thailand masih menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Benua Kuning. Rupiah berada tepat di atasnya, disusul oleh ringgit di peringkat ketiga terbawah. Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:07 WIB:

Dolar AS mendapat kekuatan selepas pengumuman hasil rapat Bank Sentral Uni Eropa (ECB). Presiden Mario Draghi dan kolega memang masih mempertahankan suku bunga acuan deposit rate di angka -0,4%. Namun sosok yang akan habis masa jabatan pada 31 Oktober itu jelas menyebutkan bahwa ekonomi Benua Biru sangat lesu, mengindikasikan bahwa pelonggaran kebijakan moneter sudah di depan mata. 

"Prospek ekonomi semakin memburuk, manufaktur memburuk. Kami tidak suka dengan apa yang kami lihat," tegas Draghi dalam konferensi pers usai rapat, dikutip dari Reuters. Komentar Draghi ditegaskan oleh pernyataan tertulis ECB. Kebijakan moneter uang akomodatif dibutuhkan selama inflasi belum menyentuh target 2% dalam jangka menengah. "Dewan menggarisbawahi bahwa kebutuhan terhadap kebijakan moneter yang sangat akomodatif sudah ada, karena inflasi terus-menerus berada di bawah target. Jika inflasi masih di bawah target dalam jangka menengah, maka Dewan akan bertindak," sebut pernyataan tertulis ECB. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ECB akan menurunkan suku bunga acuan 10 basis poin menjadi -0,5% pada September. Sudah minus, tambah dalam lagi. Berinvestasi di euro boleh dibilang sangat tidak menguntungkan, dan ini menjadi angin segar bagi dolar AS. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/2yiF2DX
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment