Wednesday, July 31, 2019

Diklaim Milik Singapura, Traveloka: Kami Cinta Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia- Sebuah riset lama dari Google dan Temasek menyebut seluruh unicorn Asia Tenggara berasal dari Singapura, termasuk Traveloka. Riset tersebut kemudian dibahas oleh Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong.

Hal ini langsung direspons oleh Traveloka yang berasal dari Indonesia. Mayoritas karyawan juga WNI dan bekerja di tanah air.

Sufintri Rahayu, Public Relations Director Traveloka, mengatakan investasi dari fundraising yang dilakukan tentunya disalurkan untuk pengembangan perusahaan Traveloka (PT Trinusa Travelindo), sebagai perusahaan rintisan (start-up) asal Indonesia.

"Kantor pusat Traveloka (PT Trinusa Travelindo) di Jakarta, Wisma 77, Slipi, dan 80% karyawan Traveloka dipekerjakan di Indonesia," ujar Sufintri dalam pernyataan Rabu (31/7/2019).


Selain itu, dia mengatakan Traveloka (PT Trinusa Travelindo) memiliki kantor pusat operasional di Jakarta, yang meliputi kantor customer service. Selain itu, kantor customer service kami juga beroperasi di Semarang dan Yogyakarta.

"Tentunya, penyaluran investasi tersebut terserap untuk operasional kami di Indonesia tercinta," ujar Sufintri.

Sebelumnya, Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong bikin kontroversi. Ia salah mengutip laporan Temasek-Google yang sebut Singapura klaim startup unicorn Indonesia.

Pada konferensi pers di kantor BKPM, kemarin (30/7/2019), Thomas Lembong mengatakan induk unicorn Indonesia berada di Singapura. Sehingga Gojek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka milik Singapura bukan Indonesia.

"Jadi sedikit membingungkan, kan ada pengumuman Grab akan investasi sekian, Gojek baru dapat pendanaan baru lagi berapa miliar dolar. Tapi tidak dalam bentuk arus modal masuk berbentuk investasi," ujar Thomas Lembong.

Thomas menambahkan induk usaha unicorn Indonesia yang berada di Singapura biasanya tak memberikan uang segar itu ke anak usahanya. Namun, alurnya adalah sang induk membayarkannya langsung ke vendor, pengelola gedung kantor, dan perusahaan iklan yang bekerja sama dengan anak usahanya di Indonesia.

Ternyata Thomas Lembong mengutip riset Google-Temasek bertajuk "e-conomy SEA: Unlocking the $200 bilion digital opportunity in Southheast Asia" yang dipublikasi tahun 2016 silam.

Dalam laporan tersebut memang disebutkan Singapura punya 4 unicorn sementara Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Malaysia. Empat unicorn tersebut adalah GrabTaxi (ride-hailing), Garena (e-commerce & publisher game), Lazada (e-commerce) dan Razer (game online dan perangkatnya).

Laporan tahun 2016 berisi soal perkembangan ekonomi digital di kawasaan Asia Tenggara. Disebutkan Asia Tenggara merupakan kawasan dengan pertumbuhan internet tercepat di Asia Tenggara. Konsekuensinya ekonomi digital diprediksi tembus US$200 miliar pada 2025.


Pernyataan ini pun telah di ralat Thomas Lembong. Ia pun meminta maaf atas kesalahan tersebut. Permohonan maaf dan ralat tersebut disampaikan Thomas Lembong melalui akun twitter resminya @tomlembong.

"Maaf & ralat: Tokopedia dan Bukalapak sudah klarifikasi ke saya, Gojek Indonesia sudah klarifikasi ke publik, mereka tidak pakai induk perusahaan di Singapura, tapi sepenuhnya PT PMA di Indonesia. Saya bicara terlalu jauh mengomentari bahan Google-Temasek," cuit Lembong, seperti seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (30/7/2019).

Menurut CB Insights, ada empat startup unicorn di Indonesia. Yakni, Gojek dengan valuasi US$10 miliar, Tokopedia US$7 miliar, Bukalapak US$1 miliar dan Traveloka US$1 miliar. Startup unicorn adalah mereka yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar.

[Gambas:Video CNBC]

(dob/dob)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2yqY3UV
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment