Tuesday, July 23, 2019

Dipukul Rupiah, IHSG Merah Saat Bursa Asia Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan sebesar 0,15% ke level 6.413,32. Sayang, IHSG tak bertahan lama di zona hijau. Pada pukul 09:30 WIB, IHSG ditransaksikan melemah 0,04% ke level 6.401,15.

IHSG harus pasrah ditransaksikan di zona merah kala seluruh bursa saham utama kawasan Asia sedang kompak ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei menguat 0,5%, indeks Shanghai naik 1,14%, indeks Hang Seng terapresiasi 0,93%, indeks Straits Times bertambah 0,33%, dan indeks Kospi terkerek 0,06%.

Damai dagang AS-China yang kian dekat sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Melansir CNBC International, beberapa sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa delegasi AS akan segera bertandang ke China guna mempercepat proses penandatanganan kesepakatan dagang. Menurut sumber tersebut, delegasi AS akan bertolak ke China di antara hari Jumat (26/7/2019) hingga Kamis (1/8/2019).

Kabar gembira ini datang pasca kedua negara sebelumnya saling menunjukkan etikat baik guna mendinginkan suasana. Melansir Bloomberg, pada hari Senin (22/7/2019) waktu setempat Presiden AS Donald Trump mengundang pimpinan perusahaan-perusahaan teknologi untuk membahas berbagai masalah perekonomian, termasuk kemungkinan dibukanya lagi perizinan bagi mereka untuk melakukan penjualan ke Huawei.

Google, Broadcom, Cisco, Intel, dan Qualcomm termasuk dalam deretan perusahaan yang pimpinannya hadir untuk menemui Trump. Dari pertemuan ini, AS diketahui akan mengkaji kemungkinan untuk melonggarkan sanksi yang diberikan kepada Huawei.

"Mereka (para pimpinan perusahaan teknologi) meminta keputusan dari Kementerian Perdagangan terkait dengan lisensi (untuk menjual ke Huawei) dalam waktu dekat dan Presiden setuju," tegas Juru Bicara Gedung Putih Judd Deere, dilansir dari Bloomberg.

Sementara itu, media milik pemerintah China menyebut bahwa pelonggaran atas sanksi yang dikenakan kepada Huawei akan membuat pihak China melanjutkan pembelian atas kedelai dan komoditas pertanian asal AS lainnya.

Seperti yang diketahui, pasca berbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20 di Jepang pada akhir bulan lalu, Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.

Kala itu, Trump menyebut bahwa China setuju untuk membeli produk agrikultur asal AS dalam jumlah yang besar. Namun pada pekan lalu, Trump mengatakan bahwa hingga kini China belum juga menepati janjinya tersebut.

Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia bisa mengakhiri perang dagang antar keduanya yang sudah berlangsung begitu lama, perekonomian dunia tentu bisa dipacu untuk melaju di level yang tinggi. (ank/hps)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2M6oyag
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment